JAKARTA- Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada pekan lalu, namun Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menilai belum mampu untuk kembali ditutup di atas MA20-nya.
“Hal ini mengindikasikan tren jangka pendek yang masih cenderung melemah,” terang Dimas di Jakarta, Senin (16/10/2023).
Menurut Dimas, penguatan IHSG pada pekan lalu tertopang sektor IDX Infrastructure dan IDX Energy yang menjadi top gainers. Mover IDX Infrastructure adalah JSMR yang naik 10 persen dalam sepekan terakhir.
Sementara itu sektor yang menyandera laju IHSG sekaligus menjadi top loser pada pekan lalu yaitu IDX Techno dan IDX Non Cyclical. Pada sektor techno ada GOTO yang turun hingga -20 persen dalam sepekan terakhir. Sedangkan di sektor cyclical ada INDF, UNVR dan ICBP yang masing-masing turun -2 persen, -3 persen dan -5 persen.
Menurut Dimas, ada tiga sentimen yang memengaruhi market pada pekan lalu yakni tingkat inflasi AS pada September, GOTO breakdown support 80 dan Yield 10 yr US Treasury. Dia menjelaskan, inflasi tahunan AS untuk September tetap sama dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 3,7 persen atau lebih tinggi dari konsensusnya yang berada di level 3,6 persen.
“Inflasi ini masih jauh dari target The Fed di 2 persen, sehingga memungkinkan The Fed untuk tetap menjalankan kebijakan suku bunga ketatnya untuk waktu yang lebih lama,” terangnya.
Sementara itu sentimen GOTO, lanjutnya, dalam sepekan terakhir 20 persen, setelah perusahaan menyelesaikan aksi korporasi private senilau Rp1,53 triliun. Harga pelaksanaan dilakukan Rp90 perlembar, dana hasil PP akan digunakan emiten untuk pelunasan melalui konversi utang di masa yang akan datang, jika ada, dan/ atau mendukung kebutuhan modal kerja perseroan.
“Selain itu, salah satu founder emiten, William Tanuwijaya melakukan aksi jual sebanyak 332 juta lembar saham yang dimilikinya seharga Rp78 per lembar setara dengan Rp26,2 miliar,” ungkap Dimas.
Sentimen terakhir pekan lalu yaitu yield obligasi berjangka 10 tahun AS yang turun dari 4,79 perseh menjadi 4,62 persen disebabkan investor mencari safe asset di tengah konflik geopolitik perang Israel-Palestina. Menurut Dimas, yield oblgiasi berkorelasi negatif dengan pergerakan saham. “Inilah yang membuat kenaikan indeks saham dalam sepekan terakhir,” tukuknya.
Dimas menambahkan, ada tiga sentien yang wajib diperhatikan trader pada pekan ini. Pertama neraca dagang Indonesia, kedua DG BI Rate dan terakhir PDB China kwartal ketiga (Q3).
“Neraca dagang Indonesia untuk September diperkiraan kembali surplus, berdasarkan konsensusnya, akan mencatatkan surplus USD 2,13 miliar,” ujarnya.
Sentimen kedua adalah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia terkait BI Rate. Pada 19 Oktober mendatang, Dewan Gubernur BI akan melakukan RDG untuk menentukan tingkat suku bunga. “Mengingat data inflasi saat ini masih sesuai dengan target BI (2,28 persen yoy Sept 2023) maka besar kemungkinan BI kembali menahan suku bunga di level saat ini untuk ke-9 kali berturut-turut sejak 23 Februari di angka 5,75 persen,” ulas Dimas.
Sementara itu terkait sentimen PDB China Q3, jelasnya, pada Rabu ini China akan merilis data GDP tahunannya untuk Q3 tahun ini. Dalam tiga kuartal terakhir trendnya naik dan berdasarkan konsensusnya data GDP China untuk Q3 ini akan berada di level 4,4 persen atau lebih rendah dari capaian GDP Q2 yakni 6,3 persen. Namun jika kita mengacu pada data ekonomi lainnya, menunjukkan adanya pemulihan aktivitas ekonomi di China seperti, data penjualan ritel dan produksi industri yang juga meningkat dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan untuk PMI China, dalam dua bulan terakhir yakni Agustus dan September masih ekspansif berada di atas level 50.
Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen tersebut, Indo Premier merekomendasikan lima saham untuk trading pada pekan ini hingga 20 September 2023. Lima emiten tersebut yakni Buy ISAT (Support: 10.150, Resistance: 11.300), Buy on Pullback JSMR (Support: 4.140, Resistance: 5.200), Buy on Breakout PANI (Support: 4.400, Resistance: 5.600), Buy on Pullback ACES (Support: 730, Resistance: 850) dan Buy TPMA (Support: 700, Resistance: 900). */F
Komentar