SAWAHLUNTO – Ratusan pemanjat tebing dari berbagai daerah di Indonesia akan mengikuti Kejurnas Panjat Tebing Wall Climbing Silo 10.000 di Kota Sawahlunto, Kamis – Minggu (20 – 23/4). Atlet panjat tebing yang akan ikut ambil bagian berasal dari berbagai klub dan Pengcab FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia), di antaranya Provinsi Aceh, Jambi, Bangka Belitung, Banten, Jawa Timur dan beberapa kota lainnya di Sumbar.
Ketua Panitia Pelaksana, Aspil di Sawahlunto jelang pembukaan Kejurnas, Rabu (20/4) mengatakan, saat ini sudah tercatat 217 peserta yang akan ikut. Pada hari pertama, ada lomba untuk kelas Youth Lead dengan 67 pemanjat sebagai peserta. Para atlet tersebut akan turun di berbagai kelas yang diperlombakan seperti kelas Lead dan Spider Speed Putra dan Putri.
“Pada kelas ini, peserta dihadapkan pada tantangan menaklukan dinding panjat reguler setinggi 18 meter dengan jalur bergelombang dan bertahap,” kata Aspil didampingi konsultan jalur panjat tebing, Tedi Ixdiana
Untuk kelas paling bergengsi, yakni Speed Classic Ekstreme Silo 10.000 akan digelar Jumat (23/4) sore dengan menghadirkan dinding panjat, yakni bangunan Silo setinggi 40 meter, kata Aspil yang juga Sekretaris FPTI Sawahlunto itu.
Tedi Ixdiana menambahkan, untuk jenis dinding panjat Wall Climbing Silo 10.000 ini serupa di negara Brazil dengan tinggi 38 meter dan sudah menjadi salah satu ikon olahraga panjat tebing dunia. Dengan pemanjatan Silo 40 meter ini akan mampu mempromosikan bangunan Silo menjadi salah satu jalur favorit bagi para pemanjat tebing nasional dan internasional.
“Inilah yang membuat tim Vertical Rescue membantu pelaksanaan jalur. Kalau bisa, tahun depan digelar secara internasional. Ini kolaborasi yang baik dengan kemasan olahraga panjat tebing dengan wisata. Mungkin hanya ada di Kota Sawahlunto, bangunan silo yang tingginya 40 meter dapat dijadikan icon panjat tebing baru di Indonesia,” harapnya. (tumpak)