Sebelum kaum perempuan di Indonesia pada abad 20 memperjuangkan kesetaraan gender , di Sumatera Barat sudah ada Rohana Koeddoes yang bergerak untuk kemajuan perempuan. Meski dilakukan di teras rumahnya di Koto Gadang kabupaten Agam Sumatera Barat, namun aktifitasnya tak bisa diabaikan begitu saja.
“Apa yang dilakukan Rangkayo Rohana Koeddoes sangat luar biasa. Ia memberdayakan perempuan –perempuan di daerahnya. Mereka diberi pendidikan dan keterampilan seperti menjahit dan menyulam. Hasil karya mereka berkembang menjadi industri rumah tangga yang berkualitas ekspor. Selain itu kepada warga di daerahnya,apakah perempuan atau laki-laki, juga diajarkan menulis dan membaca,”ungkap H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa S.IP, MH, Ketua Kerapatan Adat Nagari Koto Gadang kepada wartawan, Kamis (27/12) di Padang.
Menurut Leonardy, Rohana Koeddoes telah berbuat tanpa pamrih. Sayangnya apa yang diperjuangkan Rangkayo Rohana untuk warga dan daerahnya seolah terlupakan. Hingga saat ini Rohana belum dinyatakan sebagai pahlawan nasional. “Padahal, perjuangan Rangkayo Rohana agar kaum perempuan bisa baca tulis dan sekolah sangatlah luar biasa. Ia mendapat ejekan, tekanan dan rintangan dari berbagai pihak. Meski ia tidak berjuang secara heroik seperti Tjut Nyak Dien misalnya, tapi apa yang dilakukannya telah memberi kontribui yang berarti bagi bangsa ini,” ucap Leonardy.
Rohana Koeddoes kelahiran 20 Desember 1884 ini, juga tercatat sebagai wartawati pertama di ranah Minang.Kegemarannya menulis membuatnya termotivasi mendirikan koran Soenting Melajoe. Melalui tulisan dan sekolahnya, ia mencoba memberikan pendidikan agar perempuan menjadi pintar. Dengan pola pikirnya yang sederhana, ia telah membuka wawasan dan cakrawala perempuan di zamannya. “Dengan gerakannya itu, seharusnya ia tercatat dalam sejarah. Sebagai perempuan pencetus koran pertama itu ,layaknya diabadikan. Seharusnyalah kita bersama-sama mengupayakan agar Rangkayo Rohana bisa ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” tutur anggota DPD RI ini .
Pada tahun 2007 PWI Sumatera Barat bekerja sama dengan sebuah organisasi wanita di Sumbar sudah menggelar seminar sebagai satu persyaratan pengajuan Rohana sebagai pahlwan, namun masih belum terpenuhi. “Kalaupun sudah pernah diajukan dengan menggelar seminar nasional di Padang, tapi itu sudah beberapa tahun lalu. Jadi harus diupayakan secara terus menerus. Sebagai anggota DPD RI yang juga putra daerah Sumatera Barat, saya akan meminta kepada pemerintah untuk menyegerakan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Rohana Koeddoes.. Adalah momen yang paling teapat pada HPN yang akan digelar di Padang tahun 2018 ini,” papar Leonardy.
Sebagai lembaga kewartawanan, PWI Sumbar hendaknya mengagendakan sebuah seminar nasioanl untuk pengajuan Rohana Koeddoes sebagai pahlawan nasional. Momennya, tambah Leonardy, adalah sangat tepat pada HPN 2018 yang dipusatkan di Padang. Setidaknya dari peristiwa bersejarah ini, diantara sekian banyak programyang direncanakan PWI, akan lahir sebuah rekomendasi untuk pengukuhan Rohana sebagai pahlawan.”Bisa saja pada HPN itu lahir rekomendasi untuk penetapan sebagai pahlawan nasional. Sementara semua persyaratan yang memangharus dipenuhi dapat disiapakn menjelang hari pahlawan dikala akan diterbitan Keputusan Presiden tentang pahlawan nasional,” ulasnya. (nit)
Komentar