
PADANG – Bukan rahasia lagi bila harga makanan dan tarif parkir di Kota Bukittinggi selangit saat musim liburan, terutama lebaran. Perantau yang ingin bersenang-senang malah dibuat kesal dengan kondisi itu. Begitu juga pengunjung dari daerah kabupaten/kota lain yang ingin menikmati keindahan Bukittinggi, tapi malah dibuat kecewa dengan aksi main ‘pakuak’ tersebut.
Budayawan Sumbar, Nasrul Azwar punya pengalaman sendiri saat makan nasi kapau di Bukittinggi saat lebaran. Hanya makan berempat, harus keluar kocek sekitar Rp400 ribu.
“Bukittinggi sangat kejam pada konsumen. Selain nasi kapau yang mahal, tarif parkir pun selangit saat lebaran. Untuk mobil bisa Rp20 ribu. Kondisi itu membuat liburan tidak bisa dinikmati tamu-tamu,” ujarnya saat dialog Forum Editor di aula pertemuan Gedung BI Perwakilan Sumbar, Senin (13/7) dengan host Khairul Jasmi.
Mengomentari hal itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumbar, Dahnil Aswad dan akademisi Universitas Andalas, Prof Elfindri megatakan, pengelola parkir dan pengusaha makanan di kota wisata itu harus dipanggil. Akan lebih baik bila harga makanan dicantumkan, sehingga pengunjung tidak merasa terkecoh. Sementara, tarif parkir seharusnya menggunakan karcis dengan tarif resmi.
Perwakilan Apindo pun meminta hal yang sama. Kondisi tak nyaman tersebut menurutnya harus dirobah. Tarif makan harus jelas dan ada struk. Begitu juga makanan khas untuk oleh-oleh. Jangan sampai pembeli menjadi terkaget-kaget dan kecewa saat akan membayar ternyata di luar dugaan.
Sementara, Kepala Bagian Perekonomian Kota Bukittinggi, Linda Faroza yang juga hadir saat dialog tersebut menyatakan, Pemko Bukittinggi sudah sering memberikan imbauan terkait penetapan harga makanan dalam nilai wajar.
“Kami sudah sering menghimbau para pedagang agar menjual nasi kapau dengan harga wajar. Kalaupun saat lebaran harganya naik, tolong agar naiknya masih wajar, semisal dari Rp22 ribu menjadi Rp25 ribu,” ujarnya.
Sementara, untuk parkir mobil sebesar Rp10 ribu. Pemko Bukittiggi untuk lebaran tahun ini telah menetapkan lima titik parkir resmi, seperti di Lapangan Kantin dan dekat Ramayana. Kendaraan tidak diperbolehkan masuk ke kawasan jam gadang untuk menghindari kemacetan parah.
Ia optimis lebaran kali ini pelayanan di Bukittinggi akan lebih baik. Apalagi, hal itu sudah menjadi program Walikota Bukittinggi, Ismet Amziz. (rin)
mahal sekali bang