AGAM – Program peningkatan produksi jagung tahun 2016 di Kabupaten Agam ternyata belum memenuhi kouta yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Sumbar. Kondisi Maret 2016, baru tercatat 2.362 hektare lahan peserta dari kouta 5.000 ha yang ditetapkan.
Yang menyedihkan, Kecamatan Palembayan yang ditetapkan sebagai percontohan hanya tersedia 215 ha lahan. Malah Kecamatan Tilatang Kamang yang tidak diplot sebagai kawasan percontohan, lebih luas menyediakan lahan untuk program dimaksud, yaitu 250 ha.
Kepala Dinas Peranian Tanaman Pangan Hortikultura dan peternakan (Dipertahornak) Agam, melalui Kabid Tanaman Pangan, Jafrial, SP kepada padangmedia.com Senin (1/5) mengatakan, menjelang penyerahan benih jagung sekitar Mei 2016, diharapkan peserta program dari kecamatan, terutama Kecamatan Palembayan, bertambah. Ia berharap, kouta yang diberikan provinsi terpenuhi.
Program dimaksud merupakan program Pemprov Sumbar yang dilaksanakan di Kabupaten Agam. Tujuannya untuk meningkatkan produksi pangan dari jagung.
“Ini sebenarnya peluang bagi Agam untuk merebut posisi penting sebagai produsen jagung utama di Sumbar,” ujarnya
Palembayan Percontohan Jagung
Kecamatan Palembayan sebelumnya ditetapkan sebagai percontohan pengembangan tanaman jagung. Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (Pertahornak) Agam, Ir. Arief Restu, M.Si menyatakan, dipilihnya Kecamatan Palembayan sebagai percontohan pengembangan tanaman jagung karena banyak faktor. Faktor utama adalah ketersediaan lahan non sawah produktif. Di Palembayan masih banyak tersedia lahan kering, yang cocok untuk ditanami jagung.
Di kecamatan lainnya, seperti di Lubuk Basung, banyak petani menanam jagung di sawah produktif. Hal itu jelas akan mengurangi produksi padi sebagai bahan pangan utama. Kebijakan Pemkab Agam adalah menanam jagung di lahan non sawah produktif, seperti di lahan kering dan sawah yang tidak ada pengairan.
Para petani di Palembayan pun menyambut baik dijadikannya daerah mereka sebagai percontohan. Menurut salah seorang petani jagung, Romi (46), ketika ditemui padangmedia.com di Pasar Bawan belum lama ini, Kecamatan Palembayan selama ini agak tertinggal dari kecamatan yang sudah maju di Agam. Dengan dijadikannya sebagai kawasan percontohan tanaman perkebunan dan pertanian, ia berharap Palembayan akan lebih maju, setara dengan kecamatan lain yang telah maju duluan.
Romi mengatakan, Pelembayan sangat cocok untuk ditanami jagung. Meski demikian, ia agak pesimis dengan banyaknya musuh tanaman jagung, seperti babi hutan, kera dan monyet. Ia berharap kenyataan itu juga mesti jadi pertimbangan pemerintah.
Sementara, pedagang pengumpul, A. Dt. Indo Marajo menyatakan, jagung adalah salah satu komoditas yang harganya relatif stabil. Kalaupun sesekali turun, tapi itu tidak seberapa.
Kini harga jagung di pasaran berkisar antara Rp3.400 sampai Rp3.600 per kilogram. Dengan harga demikian, jagung praktis lebih menguntungkan dibanding tanaman padi.
“Selama ini, yang menjadi masalah utama bagi petani jagung adalah tidak adanya mesin pengering. Kondisi demikian menyebabkan mereka kesulitan mengeringkan butiran jagung yang telah dirontokkan dari tongkolnya. Namun, dalam program yang akan diluncurkan kali ini, pihak Pemkab Agam juga menyediakan mesin perontok dan mesin pengering biji jagung. Itu kebijakan yang pantas diacungi jempol,” ujarnya. (fajar)