
PASBAR – Ratusan warga Jorong Tongar Nagari Aia Gadang, Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat mengadukan nasib ke anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terkait penyerobotan lahan mereka oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit. Luas lahan yang diserobot mencapai 1.500 hektar.
Warga Jorong Tongar yang mengalami penyerobotan lahan ini adalah eks repatriat dari Suriname yang kembali ke tanah air. Mereka sudah mendiami lahan transmigrasi di Jorong Tongar sejak tahun 1953.
Warga menyampaikan pengaduan tersebut saat mendapat kunjungan dari empat orang anggota Badan Akuntabilitas Publik (BAP) DPD RI, Jumat (15/9). Empat orang anggota DPD RI tersebut adalah Ahmad Sadeli Karim, Emma Yohana, Antung Fatmawati dan Marhany.
Mereka menceritakan, kepulangan mereka ke tanah air pada tahun 50-an dulu karena adanya tawaran Presiden Pertama RI, Soekarno.
“Pada saat kepulangan dari Suriname dulu, kami berjumlah 300 keluarga dan mendapat lahan 2.500 hektare,” cerita Fidrix, salah seorang warga.
Namun, menurutnya, lahan tersebut menyusut menjadi 1.500 hektare dan sekarang ini tinggal 600 hektare. Sebagian besar dikuasai oleh perusahaan kelapa sawit. Saat ini, jumlah keluarga yang pulang dari Suriname itu hanya 124 keluarga dengan 400 jiwa.
Setelah bertemu dan mendengar pengaduan warga anggota BAP DPD RI melakukan pertemuan dengan Bupati Pasaman Syahiran serta beberapa pihak terkait termasuk Badan Pertanahan untuk membicarakan persoalan tersebut. Sayangnya, dalam pertemuan itu pihak BPN mengaku tidak memiliki data lengkap terkait lahan dimaksud.
Ketua BAP DPD RI Ahmad Sadeli Karim meminta BPN Kabupaten Pasaman Barat menyelesaikan data pemilik tanah dan peta lokasi dalam waktu dua bulan.
“Kami memberi waktu BPN untuk menyediakan data pemilik tanah dan peta lokasi selama dua bulan untuk kami tindaklanjuti,”tegasnya.
Warga Jorong Tongar adalah warga Indonesia yang berada di Suriname yang ditawarkan pulang ke tanah air (repatriat) pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Saat itu, ada 300 keluarga dengan jumlah 1.500 jiwa dan mereka mulanya mendapat lahan 2.500 hektare di lahan transmigrasi itu. Namun kemudian berkurang menjadi 1.500 hektare dan sekarang ini hanya tersisa sekitar 600 hektare saja. (feb)