JAKARTA – Asap dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) semakin mengepung banyak wilayah. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa daerah terdeteksi sudah berbahaya. Puluhan ribu masyarakat terserang Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Senin (14/9) melaporkan, ISPU di Pekanbaru 984 psi (Berbahaya), Siak 467 psi (Berbahaya), Dumai 464 psi (Berbahaya), Palembang 550 psi (Berbahaya), Pontianak 307 psi (Sangat Tidak Sehat), dan Banjarbaru 449 psi (Sangat Tidak Sehat).
ISPU adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari.
Semakin tinggi nilai ISPU, maka semakin tinggi tingkat pencemaran dan semakin berbahaya dampaknya terhadap kesehatan. ISPU terbagi dalam 5 kategori yaitu <50 (sehat), 51-100 (sedang), 101-199 (tidak sehat), 200-299 (sangat tidak sehat), dan >300 (berbahaya).
Dampak berbahaya adalah kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius misalnya iritasi mata, batuk, dahak dan sakit tenggorokan.
“Ribuan masyarakat telah menderita ISPA. Di Riau tercatat sebanyak 14.566 jiwa, Sumsel 22.855 jiwa, Kalsel 53.442 jiwa menderita sakit ISPA,” kata Sutopo. (feb)