PADANG- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkn literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Memanfaatkan momen Hari Indonesia Menabung yang jatuh pada tanggal 20 Agustus setiap tahun, bersama industri jasa keuangan, OJK Sumatera Barat menggelar kegiatan Kreasi Bangkit 2023 diikuti oleh perwakilan siswa SMA dan SMK dari berbagai daerah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan OJK Sumatera Barat Untung Santoso membuka Kreasi Bangkit 2023 di UPI Convention Center, Selasa (22/8/2023) menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan puncak dari peringatan Hari Menabung Indonesia tahun 2023.
“Kejar Prestasi dan Bangun Generasi Kita disingkat Kreasi Bangkit merupakan puncak dari peringatan Hari Menabung Indonesia bertujuan untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan khususnya untuk kalangan pelajar,” kata Untung.
Dia mengakui, saat ini indeks literasi dan inklusi keuangan pada rentang usia pelajar masih tergolong rendah. padahal, justru sangat penting pengenalan keuangan sejak dini untuk membentuk perilaku dan kebiasaan keuangan ketika sudah memasuki usia dewasa.
“Bagian ini menjadi bagian dari tugas OJK memberikan edukasi dalam menjalankan fungsinya untuk melindungi masyarakat dalam aktivitas keuangan,” ujarnya.
Untung menjelaskan, OJK memiliki fungsi mengatur dan mengawasi aktivitas industri jasa keuangan dan melindungi konsumen IJK agar tidak mengalami kerugian akibat dari aktivitas keuangan ilegal.
“OJK memiliki wewenang sesuai UU nomor 21 tahun 2011 yaitu mengatur dan mengawasi industri jasa keuangan serta melindungi masyarakat dalam aktivitas keuangan,” terangnya.
Dalam menjalankan fungsi memberikan perlindungan kepada masyarakat tersebut, lanjutnya, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Salah satunya melalui kegiatan Kreasi Bangkit yang melibatkan puluhan pelajar SMA dan SMK pada momen Hari Menabung Indonesia 2023.
Dia menyebutkan, untuk rentang usia 15 sampai 17 tahun di Sumatera Barat berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia (SNLIK) tahun 2022, berada pada angka 43,28 persen sedangkan indeks nasional 49,68 persen. Untuk inklusi keuangan pada rentang usia tersebut, Sumatera Barat berada pada kisaran 69,30 persen sementara nasional sudah mencapai 85,10 persen.
“Oleh karena itu diperlukan suatu upaya khusus untuk meningkatkan tingkat penggunaan dan pemahanan produk jasa keuangan bagi generasi muda pada umumnya dan kelompok pelajar pada khususnya,” tukuknya.
Meskipun demikian, Untung menyebutkan, indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat sejak tahun 2016 terus menunjukkan grafik peningkatan. Tahun 2016 indeks literasi keuangan Sumatera Barat masih berada pada angka 27,3 persen, tahun 2022 sudah mencapai sekitar 40,70 persen.
“Sementara secara nasional indeks literasi keuangan masyarakat saat ini tercatat sekitar 49,68 persen, jadi Sumatera Barat masih di bawah nasional. Kami berharap melalui berbagai upaya edukasi yang dilakukan termasuk kegiatan hari ini, indeks ini dapat terus meningkat dan menyamai indeks nasional,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, Untung menyebutkan, lahirnya UU nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) memperluas kewenangan OJK dalam melakukan pengawasan terhadap aktivitas penghimpunan dana dari masyarakat, termasuk kepada aktivitas koperasi simpan pinjam.
“Penambahan kewenangan tersebut melengkapi fungsi OJK dalam melakukan pengawasan terhadap aktivitas dan produk industri jasa keuangan sekaligus meningkatkan perlindungan kepada masyarakat agar tidak terjebak kepada kegiatan keuangan yang ilegal dan menimbulkan kerugian,” tandasnya. F