JABAR – Korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Subang, Jawa Barat menjadi enam orang. Lima orang lainnya tercatat mengalami luka berat, dua orang luka ringan dan sekitar 103 keluarga (388 jiwa) terpaksa mengungsi.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang dan longsor menerjang Kampung Sukamukti Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang pada Minggu (22/5) malam sekitar pukul 21.00 Wib. Banjir bandang dan longsor terjadi akibat tingginya curah hujan sehingga menyebabkan longsor dan menimbun aliran sungai sehingga air sungai meluap dan menerjang permukiman penduduk.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (24/5) menerangkan, penanganan darurat banjir bandang Subang ditetapkan selama tujuh hari. Fokus utama selama masa tanggap darurat adalah penyelamatan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi dan perbaikan darurat dampak banjir.
Enam orang korban tewas menurut Sutopo adalah Parni (50), Eni (45), Nabilah (7), Musa (55), Mae (17) dan Rizal (10). Lima orang korban luka berat adalah Amen (55), Raza (14 bulan), Makmur (47), dan 2 orang masih pendataan. Sedangkan dua orang luka ringan adalah Angga (1) dan seorang dalam pendataan.
Belum terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten Subang menyebabkan penanganan darurat dilakukan oleh Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB). Satlak PB tidak memiliki fungsi koordinasi, komando dan pelaksana seperti yang dimiliki oleh BPBD.
“Untuk penanganan darurat, BPBD Provinsi Jawa Barat dibantu oleh TNI, POLRI, Basarnas, TAGANA, PMI dan warga melakukan proses evakuasi dan pencarian korban hilang,” kata Sutopo.
BPBD Provinsi Jawa Barat bersama Basarnas, Satlak PB Kab. Subang, TNI, Polri, Tagana, Relawan, PMI, dan Masyarakat melakukan evakuasi korban selamat ke Balai Desa dan korban luka dibawa ke Puskesmas terdekat. Korban meninggal dunia sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
“BPBD Provinsi Jawa Barat telah memberikan bantuan sandang dan pangan bagi korban berupa tambahan gizi 120 paket, lauk pauk 120 paket, makanan siap siap saji 120 paket, air mineral 10 dus, selimut 50 lembar,” lanjutnya.
Masyarakat dihimbau untuk waspada sebab potensi hujan ekstrem masih tinggi. Banjir dan longsor masih mengancam banyak wilayah. Apalagi tahun ini diperkirakan La Nina menguat sehingga kamarau basah. (feb/*)