PADANG – Manager Operation Region (MOR) I PT Pertamina (Persero) mencatat peningkatan signifikan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Sumatera Barat.
Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) I, M. Roby Hervindo menyebutkan, lonjakan konsumsi Pertalite pada musim libur akhir tahun 2019 mencapai 43 persen. Kenaikan tersebut menjadikan Sumatera Barat sebagai daerah dengan konsumsi Pertalite tertinggi dari seluruh wilayah kerja MOR I.
“Selama musim libur akhir tahun dan tahun baru, konsumsi Pertalite di Sumbar terjadi peningkatan signifikan, mencapai 43 persen, tertinggi dibanding Aceh, Sumut, Riau dan Kepri,” kata Roby, Rabu (8/1/2020).
Roby menambahkan, selain Pertalite, BBM jenis Pertamax juga mengalami kenaikan sebesar 17 persen dan Gasoline (Bensin) naik sebesar 5 persen. Penyaluran BBM, avtur dan elpiji di Sumatera Barat berjalan lancar.
Sementara itu, untuk BBM jenis premium justru mengalami penurunan dibanding konsumsi normal. Sepanjang Desember 2019, konsumsi Premium di Sumatera Barat hanya 1.048 kiloliter, sedangkan rerata normal adalah 1.290 kiloliter.
Untuk produk BBM jenis gasoil (diesel), Dexlite mengalami kenaikan konsumsi tertinggi. Kenaikan penggunaan Dexlite mencapai 85 persen dari rerata normal. Sedangkan Bio Solar mengalami penurunan sebesar 1 persen yaitu sebesar 3.912 kiloliter.
Pertamina MOR I mengoperasikan SPBU kantung di beberapa titik untuk antisipasi lonjakan konsumsi BBM. Antara lain di SPBU 14.261.580 Kabupaten Agam dan SPBU 13.262.511 Kabupaten Lima Puluh Kota.
Untuk elpiji, menurut Roby, terjadi peningkatan sekitar 2 persen untuk elpiji 3 kilogram bersubsidi. Selama bulan Desember 2019 konsumsi elpiji 3kg tercatat sebanyak lebih dari 5,8 juta tabung. Sedangkan elpiji nonsubsidi tidak terjadi peningkatan.
Roby juga mengungkapkan penyaluran bahan bakar pesawat (avtur) selama Desember 2019 mengalami penurunan sekitar 3 persen. Hal itu ditenggarai disebabkan terjadinya penurunan jumlah penumpang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang disebutkan turun sekitar 19 persen. (fdc)