PADANG – Komunitas Gubuak Kopi, sebuah kelompok studi budaya yang berfokus pada pengembangan pengetahuan seni dan media akan meluncurkan sebuah buku karya Albert Rahman Putra berjudul Sore Kelabu di Selatan Singkarak. Buku yang diterbitkan Forum Lenteng ini berisi 11 tulisan Albert tentang situasi sosial budaya dan lingkungan di sekitar Danau Singkarak, Sumatera Barat.
Delva Rahman dari Komunitas Gubuak Kopi menuturkan, tulisan-tulisan di dalam buku tersebut ditulis Albert sejak tahun 2015 hingga tahun 2017. Kumpulan tulisan itu merupakan output dari Program AKUMASSA Bernas yang digagas oleh Forum Lenteng, sebuah lembaga egaliter non profit yang fokus di bidang sosial dan budaya, terutama produksi dan distribusi pengetahuan tentang media, sinema, dan kesenian.
“AKUMASSA Bernas adalah pengembangan dari PROGRAM AKUMASSA, yakni sebuah program yang khusus menaruh perhatian pada isu pendidikan dan pemberdayaan media berbasis komunitas, membingkai persoalan-persoalan sosial-budaya masyarakat melalui perspektif warga, dan aktif menyelenggarakan berbagai lokakarya bersama komunitas-komunitas lokal di berbagai daerah untuk memproduksi pengetahuan lokal yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat.” terang Delva melalui siaran pers, Sabtu (17/2).
Buku Sore Kelabu di Selatan Singkarak karya Albert Rahman Putra tersebut, menurut rencana akan diluncurkan pada Rabu (21/2) mendatang. Menceritakan bagian dari isi buku tersebut, Delva menyebutkan, Albert merekam fragmen-fragmen kejadian dan jisah yang bergulir di sekitar Danau Singkarak yang diamatinya sejak tahun 2010.
“Albert telah mengamati situasi itu sejak tahun 2010 dan kemudian dituangkan ke dalam 11 tulisan yang antara lain bermuatan isu tentang kondisi lingkungan, perseteruan warga, keberadaan tambang dan dampaknya pada situasi sosial masyarakat, kebijakan dan respon pejabat pemerintah serta jalur dagang warisan kolonial melalui penelusuran sejumlah arsip sejak tahun 1818,” ujarnya.
Kegiatan peluncuran buku Sore Kelabu di Selatan Singkarak akan menghadirkan dialog bersama Direktur Program AKUMASSA, Otty Widasari dan penulis Albert Rahman Putra serta Esha Tegar Putra, seorang kritikus sastra selaku pembahas. Diskusi akan dimoderatori oleh Andini Nafsika, seorang penyair dan pegiat sastra.
Dia menambahkan, buku tersebut adalah kumpulan tulisan berupa refleksi seorang warga lokal yang berusaha melakukan otokritik terhadap masyarakatnya sendiri, membayangkan dampak yang akan datang puluhan tahun ke depan dari peristiwa yang sekarang terjadi di sekitar Danau Singkarak.
Albert Rahman Putra di Solok, Sumatera Barat 31 Oktober 1991, adalah seorang penulis dan pegiat media alternatif yang berbasis di Solok, Sumatera Barat. Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang dengan fokus studi kajian seni karawitan (2009-2015). Tahun 20-11, ia mendirikan Lembaga Pengembangan Pengetahuan Seni dan Media Gubuak Kopi (atau lebih dikenal dengan nama Komunitas Gubuak Kopi, yakni sebuah kolompok studi budaya nirlaba di Solok yang fokus pada penelitian dan pengembangan pengetahuan seni dan media berbasis komunitas. (feb/*)
Komentar