BOGOR – Komunitas Pengasuh Asrama se-Indonesia (KOMPARASI) menggelar Temu Nasional (Temnas). Ini adalah untuk pertama kalinya KOMPARASI menggelar pertemuan nasional setelah sepuluh tahun eksistensi komunitas yang digagas oleh SMART Ekselensia Indonesia ini.
Dihadiri oleh 230 peserta, pertemuan ini membahas upaya minimalisasi permasalahan penyimpangan seksual pada anak usia balig. Mengundang narasumber dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK dokter Spesialis Kulit dan Kelamin merangkap Aktivis Profesional Independen. Tema Transformasi Pengasuhan: Membangun Generasi Peradaban menjadi acuan mencari solusi terhadap permasalahan di asrama.
“Di asrama banyak problematika yang membutuhkan solusi terbaik. Karena itulah KOMPARASI dihelat agar para pengampu asrama bisa memberikan paradigma baru tentang pengasuhan kepada pengurus asrama lainnya,” kata Hodam Wijaya, Ketua KOMPARASI dalam siaran pers Dompet Dhuafa Pendidikan yang diterima padang media, Minggu (1/12/2019).
Hodam mengungkapkan, salah satu masalah yang ditakutkan terjadi di dalam asrama ialah penyimpangan seksual pada anak usia balig.
Dewi Inong Irana menjelaskan, manusia diciptakan hanya dua jenis kelamin laki laki dan perempuan, derajatnya sama hanya tugasnya yang berbeda. Dokter Inong juga mengkritisi maraknya situs-situs porno di internet. Menurutnya situs-situs porno menyumbang terjadinya penyimpangan seksual.
“Sudah saatnya para pengasuh asrama melek internet, jangan sampai dikelabui oleh siswa binaan. Saya sangat berharap agar ada langkah nyata berupa pemblokiran terhadap seluruh situs porno yang saat ini ada di dunia maya,” ujarnya.
Perilaku menyimpang pada anak usia balig disinyalir mampu mengakibatkan penurunan moral, harkat, dan martabat pelakunya dalam kehidupan individu hingga sosial.
“Bagaimanapun perilaku menyimpang bernama LGBT harus diatasi. Tugas para pengasuh asramalah untuk bisa meminimalisasi terjadinya penyimpangan melalui langkah-langkah khusus,” tambahnya.
Dalam materinya Inong memamparkan langkah khusus agar para pengasuh asrama bisa menerapkan pencegahan dini terjadinya penyimpangan seksual di sekolah berasrama dan pondok pesantren.
Ada lima cara yang bisa pengasuh asrama lakukan agar penyimpangan seksual. Pertama cari penyebab terjadinya penyimpangan seksual. Kedua, jelaskan akibat penyimpangan seksual kepada siswa binaan. Ketiga, bentuk pencegahan terjadinya penyimpangan seksual dengan melakukan kegiatan positif bersama.
“Keempat, cari indikator anak mengalami penyimpangan seksual, dan terakhir pahami penanganan anak yang terindikasi penyimpangan seksual,” tutupnya. (*/fdc)
Komentar