JAKARTA – Pasca teror bom yang terjadi di beberapa walyah Indonesia belakangan ini, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) telah memblokir 1.285 akun media sosial (medsos) yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme.
Tenaga Ahhli Kemkominfo, Donny Budi Utoyo mengungkapkan pihaknya berhasil memblokir 1.285 akun medsos dalam waktu 3-4 hari
“Sejak pertama kali terjadi bom di gereja di Surabaya, menurut Donny, ada 1.285 akun medsos yang diblokir. Dan itu hanya dalam waktu 3-4 hari,” kata Donny di Jakarta, Rabu (18/5).
Menurut Donny, sebanyak 143 juta pengguna media sosial (medsos) di Indonesia sangat berpotensi terkena virus radikalisme dan terorisme.
Ia mengemukakan, saat ini agitasi dan propaganda kelompok radikalisme dan terorisme kerap dilakukan di dunia maya atau media sosial (Medsos).
“Tujuannya, untuk mempengaruhi warganet yang masih bisa dipengaruhi dengan “kampanye-kampanye” mereka,” jelasnya.
Kemenkominfo, lanjut Donny, sudah jauh-jauh hari melakukan penelusuran konten-konten yang terkait dengan radikalisme dan terorisme secara terus menerus, yang kemudian lebih diintensifkan.
“Salah satu upayanya adalah dengan aduan konten, internet sehat, siber kreasi dan lainnya. Isinya dengan melakukan literasi digital, cara menghindari paham radikal,” imbuhnya Donny. (peb/*)
Komentar