Oleh : Tumpak Abdurrahman S
Semula tak terbayangkan lahan bekas tambang akan menjadi penopang kehidupan dan pintu rezeki bagi Riki Ekoni. Riki dulunya bekerja sebagai penambang batu bara di Pertambangan Tanpa Izin (PETI). Kini menjadi peternak kambing yang juga sukses membina para pemuda di kawasan bekas PETI di kota Sawahlunto.
Lahan PETI yang sebelumnya adalah tempat dia menambang batubara bersama rekannya, kini disulap menjadi kawasan rerumputan pakan serta kandang ternak kambing.
“Usai dilarangnya PETI beroperasi di beberapa kawasan Lubang Panjang dan Saringan Kecamatan Barangin tahun 2006 lalu, para pekerja terpaksa mencari usaha lain. Saya mencoba bekerja di bidang konstruksi serta usaha lainnya yang bisa menghidupi keluarga,” kata Riki.
Perjalanan panjang mencari nafkah yang kadang harus jauh dari kelurga seakan menuntut dirinya supaya mencari alternatif agar bisa tetap menghidupi keluarga. Ditambah lagi ketika wabah pandemi Covid-19 mulai merebak dan menghantam perekonomian.
Di tengah kondisi yang semakin sulit menghadapi pandemi Covid-19, ternyata usaha di sektor peternakan menjadi pilihan. Karena masih ada lahan yang bisa dimanfaatkan.
“Saya menjual motor dan menggadaikan mobil pikap untuk modal membuka lahan dan membuat kandang kambing” ungkapnya.
Dia kemudian menggerakkan para remaja putus sekolah yang ada di areal sekitar ladangnya di kelurahan Saringan untuk bersama – sama terlibat dalam usaha peternakannya. Awalnya, Riki hanya memiliki 7 ekor kambing.
“Dalam kondisi sulit dan usaha saya membutuhkan dorongan, saya berjumpa Camat Barangin Subandi yang mau memfasilitasi usaha kami yang butuh dana dan mengajukannya ke PT Bukit Asam Ombilin,” ungkap Riki yang mantan Ketua Karang Taruna Berprestasi tahun 2016 ini.
Pertemuan dengan pihak General manager PT Bukit Asam Ombilin Yulfaizon pada 12 April 2020 lalu membawa angin segar bagi kelangsungan usaha peternakan Riki.
“Awalnya dibantu Rp10 juta, digunakan untuk peningkatan kandang, bibit rumput pakan dan pembukaan lahan. Ini menjadi awal terjalinnya kerjasama dan kucuran bantuan dari PT Bukit Asam,” sebutnya.
Dorongan semangat untuk lebih mengembangkan usaha peternakan kambing semakin terpicu dengan bimbingan para penyuluh peternakan dan pendampingan kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bukit Asam Tbk.
Tak hanya bantuan dana, namun beberapa lahan milik PT Bukit Asam Ombilin bisa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pakan ternak atau lahan Hijauan Pakan ternak (HPK). Kini sudah berkembang bahkan bisa membantu pengembangan usaha kepada peternak lain.
“Sekarang sudah ada 29 peternak yang ikut bergabung dengan wadah Peternak Kambing dan Domba (Kado) Kota Sawahlunto dan selalu berkoordinasi serta saling melakukan kegiatan penyuluhan serta pembinaan,” sebut Riki.
Ada kepuasan tersendiri, sebutnya bukan karena dirinya sudah memiliki 30 ekor kambing, namun dari upaya bersama ini bisa menjadikan adik-adik yang dahulunya putus sekolah dan tak terbina dapat memiliki usaha produktif.
“Yang menjadi pendorong untuk bisa berkembang lagi dengan investasi lahan pakan rumput ternak yang makin meluas dengan jenis rumput gajah, kaliandra, legion, setawa, rumput gajah merah. Kini juga ada mesin perancah rumput untuk digunakan kelompok,” kata Riki.
Dia mengungkapkan untuk pengembangan ke depan telah tersedia HPK untuk kebutuhan 50 ekor kambing domba di areal Kayu Gadang Desa Santur Kecamatan Barangin.
Terkait perkembangan peternak binaan, pihak manajemen PT Bukit Asam berupaya melakukan pemantauan lapangan ke usaha peternakan. Peternakan itu dibina melalui pemanfaatan dana respon sosial perusahaan atau CSR.
General Manager PT Bukit Asam Ombilin Sawahlunto Yulfaizon menambahkan, selain di bidang peternakan, pihaknya juga mengalokasikan program CSR untuk penguatan modal bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Menurutnya, bantuan penguatan modal bagi pelaku UMKM di Kota Sawahlunto adalah bentuk kepedulian PT Bukit Asam dengan ikut berperan dalam pemulihan ekonomi masyarakat setelah terdampak pandemi Covid-19.
“Untuk pelaku UMKM yang akan mendapatkan bantuan, sudah dilakukan survei serta sudah bertemu langsung,” ujarnya.
Khusus untuk peternakan kambing dan domba, PT Bukit Asam juga telah memberikan semacam pelatihan kepada 29 orang peternak. Mereka diberikan pelatihan dan motivasi beberapa waktu lalu. (*)