JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan, kondisi sistem keuangan Indonesia tahun 2016 tetap stabil. Kestabilan tersebut ditopang oleh ketahanan industri perbankan yang terjaga.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menjelaskan, pada November 2016, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 22,8 persen, dan rasio likuiditas (Aset Likuiditas/ Dana Pihak Ketiga AL/DPK) berada pada level 20,5 persen.
“Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 3,2 persen (gross) atau 1,4 persen (net),” katanya, Kamis (19/1).
Pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial menurut Tirta telah dapat menurunkan suku bunga deposito 131 bps, suku bunga kredit modal kerja 94 bps, suku bunga kredit investasi 79 bps dan suku bunga kredit konsumsi 23 bps selama periode Januari-November 2016.
“Pertumbuhan kredit pada November 2016 tercatat sebesar 8,5 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,8 persen (yoy),” lanjutnya.
Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, seperti penerbitan saham (IPO dan right issue), obligasi korporasi, dan medium term notes (MTN), mengalami peningkatan. Selanjutnya, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2016 tercatat sebesar 8,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,7 persen (yoy).
Ke depan, sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya, pertumbuhan kredit dan DPK diperkirakan lebih baik, masing-masing dalam kisaran 10-12 persen dan 9-11 persen pada tahun 2017. (feb/*)