JATENG – Kementerian Perindustrian mengapresiasi kerajinan logam dari sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Dusun Tumang, Desa Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah yang mampu menembus pasar dunia. Produk dari perajin tembaga dan kuningan ini 53 persen didistribusikan ke Perancis, Australia, Malaysia, dan Amerika Serikat, sedangkan sisanya untuk pasar lokal seperti ke Jakarta, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Semarang.
Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengungkapkan, kualitas dan desain produk kerajinan logam IKM Tumang adalah potensi yang luar biasa. Nilai investasi dari sentra IKM logam Tumang mencapai Rp5,4 miliar pada tahun 2015.
“Potensi ini luar biasa, yang akan terus kami kembangkan agar kualitas dan desain produknya makin berdaya saing di tingkat global,” kata Gati saat mengunjungi salah satu IKM tembaga di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (19/1) seperti disiarkan melalui situs Kemenperin, Jumat (20/1).
Produk-produk dari sentra tersebut, antara lain lampu hias untuk dalam maupun luar ruang, hiasan dinding, kaligrafi, meja, kubah, wastafel, bathtub, patungdan lainnya. Jumlah IKM di lokasi tersebut saat ini sebanyak 640 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.344 orang. Setiap IKM rata-rata mempekerjakan 4-10 orang, namun ada yang lebih hingga 40 orang.
“Kami juga akan terus menumbuhkan wirausaha baru di sini melalui fasilitasi pemberian bantuan peralatan dan pelatihan,” tuturnya.
Salah satu perajin, Mansyur, dari Daffi Art Galery mengatakan, usaha mandirinya telah mempekerjakan lima orang karyawan. Meskipun tergolong kecil, ia mampu menggaji karyawannya sekitar Rp8.000 sampai Rp50.000 per hari.
Untuk mengelola usahanya, Mansyur membeli bahan baku dari Solo dan Semarang melalui distributor. Selain itu, ia juga membutuhkan bahan pendukung lainnya, seperti besi, kaca, akrilik, karbit, fiberglass, cat, dan berbagai macam bahan kimia. Beragam model dan bentuk kerajinan yang diproduksinya, antara lain untuk menghiasi tempat ibadah, rumah tangga, kantor, hotel, restauran, taman, dan jalan.
“Kami telah membuat hiasan pintu, hiasan dinding, topeng, asbak, tatakan lampu, kaligrafi, lonceng, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Untuk pendistribusian di dalam negeri, produknya dipasarkan ke Solo dan sekitarnya. Ia juga pernah melayani order dari luar negeri seperti Malaysia.
Kepala Desa Cepogo Mawardi mengatakan, selama ini industri kerajinan kuningan dan tembaga berkembang dengan baik di wilayahnya bahkan banyak menarik kunjungan wisatawan mancanegara. “Biasanya turis asing ingin sekaligus lihat workshop dan show room-nya, yang ada di sepanjang rumah-rumah di pinggir jalan sentra ini,” terangnya. (feb/*)