AGAM – Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) 64 Surabayo, Lubuk Basung Kabupaten Agam Syarif Suzar’an membantah dugaan penganiayaan oleh guru kepada salah seorang siswa. Dia juga membantah telah mengusir orangtua siswa yang diduga dianiaya guru dari sekolah.
“Tidak ada oknum guru sekolah ini yang melakukan penganiayaan terhadap siswa,” katanya kepada padangmedia.com, Selasa (27/9).
Dia menceritakan, pada Sabtu (10/9), Ade Putra (14), (siswa yang diduga dianiaya oknum guru SDLB 64 Surabayo, red) sudah pulang sekitar pukul 12.00 Wib. Pada saat pulang, kondisi anak tersebut baik-baik saja, tidak ada luka lebam dan bengkak di bagian kakinya.
“Tiba-tiba sekitar pukul 14.00 Wib, orangtua Ade datang ke sekolah dan bertanya tentang penganiayaan terhadap anaknya,” jelasnya.
Ia juga menyatakan tidak pernah mengusir orangtua Ade Putra dari sekolah. Menurutnya, persoalan tersebut sudah dicoba untuk ditanyakan langsung kepada Ade Putra di hadapan orangtuanya beserta guru-guru, siapa oknum guru berinisial M dan F yang telah menganiayanya.
“Namun pengakuan anak tersebut tidak jelas karena sulit untuk diajak berkomunikasi,” lanjutnya.
Terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres gam AKP Syafrizen mengaku sudah memanggil Ade Putra dan kedua orangtuanya untuk meminta keterangan. Namun, penjelasan anak tersebut susah untuk dimengerti.
“Anak itu sudah ditanya dan sempat divisum namun karena tidak ada bukti yang kuat serta tidak ada saksi, Sumiarti orangtua Ade Putra tidak jadi melaporkan kasus tersebut,” jelas Syafrizen.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sumiarti, orangtua Ade Putra, menduga anak bungsunya itu menjadi korban penganiayaan. Dia menduga penganiayaan itu dilakukan oleh M dan F, oknum guru SDLB 46 Surabayo, tempat anaknya belajar. (baca: http://padangmedia.com/anak-berkebutuhan-khusus-diduga-dianiaya-guru/). (fajar)
Komentar