
SAWAHLUNTO – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sawahlunto bersama Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB) menggelar dialog lintas agama bersama tokoh masyarakat setempat di Hotel Ombilin Heritage, Selasa (13/3).
Kepala Kemenag Kota Sawahlunto, H. Marjanis menyatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk merajut dan memperteguh ke-Indonesia-an guna menjaga NKRI.
“Meski di kota ini masih aman, tentram dan kondusif, namun mari kita tetap waspada dan terus menjaga rasa persatuan dan kesatuan untuk NKRI yang kita cintai ini,” harap Marjanis.
Dikatakan Marjanis, informasi dan berita-berita bohong atau hoax belakangan ini begitu marak dan berkembang. Begitu juga paham radikalisme dan ujaran kebencian di media sosial yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. “Harus arif dan bijak dalam menyikapi isu yang mempengaruhi keutuhan serta kebersamaan yang sudah terpelihara di kota ini,” pintanya.
Pada kesempatan itu, Ketua FKUB Kota Sawahlunto, Octo Verisman menyampaikan bahwa fungsi FKUB adalah menyatukan seluruh elemen masyarakat, sehingga menjadi lebih kokoh dan tidak ada konflik agama dan keyakinan di tengah masyarakat. Untuk itu, ujar Octo, masyarakat harus bisa membaca atau mengenali faktor-faktor penyebab terjadinya konflik.
“Jika kita tidak bisa menyikapi perbedaan suku, RAS dan agama, maka akan membawa kita kepada jurang yang makin dalam,” ujarnya.
Sementara, Kasubag Hukum dan KUB Kakanwil Kemenag Sumbar, Muhammad Rifki menyatakan, terkait intoleran dan isu SARA, kerukunan antar umat beragama saat ini sedang menjadi tren. Untuk itu, masyarakat harus jeli dan mampu membaca potensi-potensi yang bisa menimbulkan perpecahan antar umat beragama, sehingga dapat melakukan antisipasi dan pencegahan sejak dini.
Dia menambahkan, berbagai kasus konflik antar umat beragama, suku dan RAS yang terjadi di berbagai wilayah, seperti kerusuhan Ambon, Sampit, Sambas, Papua, Tanjung Balai dan lainnya. Hal itu terjadi karena informasi hoax serta peran provokator yang ingin mengacau dan memancing pergesekan antar komunitas.
“Di sinilah peran dan fungsi FKUB dan dialog lintas agama yang harus mampu menyelesaikan munculnya permasalahan sejak dini,” pintanya. (tumpak)
Discussion about this post