Kelompok Pangan Menyumbang Inflasi Bulanan Sumbar 2,03 Persen

PADANG- Komoditas kelompok pangan bergejolak (volatile food) masih menjadi sumber utama tingginya tekanan inflasi Sumatera Barat. Kelompok ini mencatatkan inflasi bulanan sebesar 2,03 persen (month to month/ mtm), sementara inflasi kelompok harga barang-barang yang diatur pemerintah (administered price) dan inflasi inti (core) masing-masing tercatat sebesar 0,16 persen (mtm) dan 0,11 persen (mtm). Laju inflasi bulanan Sumbar pada Maret 2016 tercatat sebesar 0,62 persen (month to month/ mtm), lebih rendah dibandingkan Pebruari 2016 yang sebesar 0,73 persen (mtm)

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Puji Atmoko melalui siaran pers yang diterima padangmedia.com Selasa (5/4) menjelaskan, beras dan cabai merah masih menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota Padang dan Kota Bukittinggi diikuti oleh komoditas bawang merah. Perbedaan pola musim tanam di Sumbar disertai curah hujan yang tinggi di beberapa daerah sentra produksi menjadi faktor utama terbatasnya pasokan.

“Ditambah lagi terjadinya penjualan komoditas beras Sumbar ke Provinsi Riau membuat pasokan beras di dalam daerah menjadi terbatas,” ungkapnya.

Sementara itu, meningkatnya harga cabai merah dan bawang merah di Kota Padang lebih disebabkan oleh terganggunya pasokan dari sentra produksi di Jawa akibat curah hujan yang tinggi dan banjir sehingga komoditas terkait mengalami gagal panen. Berbeda dengan Kota Padang yang bergantung pada cabai merah Jawa, kenaikan harga cabai merah di Kota Bukittinggi lebih disebabkan oleh terbatasnya pasokan cabai merah lokal akibat terjadinya gagal panen di tengah musim penghujan dan penjualan sebagian hasil panen cabai merah di sentra cabai lokal Bukittinggi ke Provinsi Riau.

Pada kelompok administered price, sumber tekanan utama inflasi berasal dari kenaikan harga rokok. Sementara itu tarif angkutan udara yang bulan sebelumnya tercatat sebagai penyumbang inflasi meskipun berada dalam periode low season, pada bulan Maret ini mengalami penurunan. Khusus kelompok inti, komoditas emas perhiasan memberikan andil yang cukup besar dalam pembentukan inflasi. Adanya tren peningkatan harga emas global ditenggarai menjadi penyebab meningkatnya permintaan yang berdampak pada meningkatnya harga emas domestik.

Secara umum, Puji mengungkapkan, tekanan inflasi pada periode Maret 2016 dapat sedikit tertahan akibat terjadinya deflasi pada komoditas daging ayam ras dan penurunan tarif listrik bagi golongan rumahtangga, industri dan bisnis. Harga daging ayam ras cenderung turun seiring dengan meningkatnya jumlah pasokan ayam ras dari perusahaan pemasok, sementara penurunan tarif listrik bagi golongan rumahtangga, industri dan bisnis telah dilakukan secara bertahap sejak Desember 2015 hingga Maret 2016.

Kedepan, tekanan inflasi diperkirakan masih bersumber dari komoditas bahan pangan. Sesuai informasi dari BMKG, kondisi cuaca Sumbar periode April 2016 diprakirakan masih akan berpotensi mengalami hujan dengan intensitas menengah. Dengan demikian, perlu diwaspadai ketersediaan beberapa komoditas strategis yang sangat dipengaruhi oleh cuaca khususnya beras dan cabai merah. Ketersediaan cabai merah perlu dijaga, baik dari daerah sentra produksi di Jawa bagi Kota Padang maupun ketersediaan cabai lokal bagi Kota Bukittinggi.

Seiring dengan meningkatnya tekanan harga pada triwulan I 2016, TPID Provinsi Sumbar akan menggelar rapat koordinasi dengan TPID seluruh kabupaten dan kota untuk merumuskan sejumlah strategi pengendalian harga khususnya pada kelompok bahan pangan bergejolak. Langkah tersebut harus segera diambil, setelah upaya operasi pasar di 17 lokasi pasar yang tersebar di wilayah Padang dengan total kumulatif penyaluran beras sebanyak 2.075 ton (periode Desember 2015 – Februari 2016) belum mampu menahan kenaikan harga beras secara optimal. Selain itu, ketergantungan beberapa komoditas bahan pangan dari luar Sumbar seperti cabai merah dan bawang merah memerlukan solusi jangka pendek dan panjang agar pasokannya tetap terjaga.

“Untuk itu, TPID Provinsi Sumatera Barat perlu mensinkronkan program kerja SKPD yang berkaitan dengan pengendalian harga melalui pengesahan peta jalan (roadmap) pengendalian inflasi,” tandasnya. (feb/*)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *