
JAKARTA – Tujuh orang meninggal dunia dan satu orang masih dalam proses pencarian setelah terjadi longsor tambang emas di Kimbahan Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Senin (10/5). Selain itu, ada sembilan warga lainnya yang mengalami luka-luka atas peristiwa tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menerangkan, berdasarkan laporan dari Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, Fikri, peristiwa tanah longsor di lokasi tambang emas terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sejak Minggu (9/5) sore hingga Senin (10/5) dini hari.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Solok Selatan bersama unsur TNI, Polri dan masyarakat segera melakukan evakuasi para korban. Saat ini para korban telah dibawa dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menuju Puskesmas Bidar Alam. Kondisi lokasi pascalongsor menyulitkan evakuasi dari TKP menuju kendaraan pertolongan.
Sementara itu, berdasarkan laporan secara visual yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bebatuan berukuran besar, material tanah dan beberapa potongan batang kayu masih terlihat di lokasi kejadian.
Selain itu, sebuah alat berat jenis eskavator yang diduga milik penambang juga masih ada di lokasi tersebut.
Tingkat Kerawanan dan Potensi Prakiraan Cuaca Solok Selatan
Raditya Jati memaparkan, menurut data InaRisk BNPB, Kabupaten Solok Selatan termasuk wilayah yang memiliki potensi risiko bencana tanah longsor dalam indeks kategori sedang hingga tinggi.
“Terdapat tujuh kecamatan yang masuk dalam kawasan risiko bencana tanah longsor dengan luas bahaya mencakup hingga 208.764 kilometer,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan hasil analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat aktivitas fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia yang teramati bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang ekuatorial lainnya.
“Menurut BMKG, kondisi tersebut dapat menimbulkan potensi hujan dengan indeks kategori sedang hingga lebat terhitung mulai tanggal 10-17 Mei 2021,” bebernya.
Provinsi Sumatera Barat menjadi wilayah yang diperkirakan terdampak potensi cuaca tersebut. BMKG juga menambahkan bahwa untuk tiga hari ke depan, dampak banjir bandang dengan kategori ‘waspada’ juga perlu diantisipasi khususnya untuk beberapa wilayah. Seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Papua. (*/Febry)
Komentar