Hendri Antoni.
PADANG – Mantan atlet dan pelatih olahraga wushu Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar), Hendri Antoni berpulang ke rahmatullah, Senin (5/6) sekitar pukul 17.07 WIB di Rumah Sakit M Djamil, Padang. Anak pasangan Marlan Rivai dan Mursida asal Solok itu sebelumnya sempat ditangani di RSUD Rasidin bypass Padang.
Peristiwa duka tersebut berawal Senin (5/6) pagi saat almarhum akan berangkat bekerja. Menurut Lusi, salah seorang keluarga, seperti biasa Hendri Antoni pergi bekerja menggunakan sepeda motor. Namun, saat melewati jalan di depan SMPN 18 Balai Baru, ia tersenggol truk fuso pengangkut pasir.
Korban kemudian dibawa ke RSUD Rasidin Padang. Namun, karena kondisinya parah dirujuk ke RS M Djamil. Di rumah sakit itu, Hendri sempat dirawat di ICU.
“Kemungkinan, kehabisan darah usai operasi nyawanya tak tertolong,” jelas Lusi.
Jenazah almarhum dibawa ke rumah duka di Kompleks Manggis Garden dan selanjutnya akan dibawa hari ini, Selasa (6/6) ke kampung tempat orangtua almarhum di Solok. Almarhum meninggalkan seorang istri Ibet dan tiga anak perempuan yang masih bersekolah.
Berprestasi
Hendri Antoni merupakan mantan atlet dan pelatih wushu Kota Padang kelahiran 25 Mei 1974. Berbagai prestasi di cabang beladiri asal Tiongkok itu sudah diukirnya.
Ia pertama kali menjalani latihan saat berusia sembilan tahun. Keprihatinannya terhadap prestasi wushu Sumbar juga yang membulatkan tekadnya untuk menjadi seorang pelatih pada tahun 2006 lalu. Menjadi pelatih, memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil. Itu karena dia juga suka kung-fu.
Untuk memperdalam ilmu, Hendri Antoni sempat merantau ke Jawa Barat pada tahun 1993. Enam tahun lamanya ia menimba ilmu di Vihara Tanda Bhakti Bandung di bawah asuhan Mr Tan Tat Tjoe dan Law Tung Yung serta pelatih asal Tiongkok yakni Mr Daeng Chang Lie, Mr Fang liem Tay dan Mr Wang Dong Lian. Setelah itu, ia kembali ke Sumbar dan mendedikasikan dirinya sebagai pelatih profesional wushu Sumbar.
Sederetan prestasi yang telah diraih anak asuhnya seperti delapan kali menjadi juara tingkat nasional baik di kelompok senior ataupun junior, termasuk perolehan tiga perunggu di PON Kaltim tahun 2008 lalu oleh Siska Satria Dewi, Sandi Korga dan Firman Syafei. Tak sedikit atletnya yang sudah menabur prestasi, baik di tingkat Sumbar ataupun nasional. Antara lain, harapan I Kejurnas Wushu di GOR CLS Surabaya pada tahun 1994, harapan I di eksebisi wushu pertama kali di PON DKI Jakarta tahun 1996 dan juara nasional pada Kejurnas Seleksi Sea Games di Pekanbaru tahun 2013.
Selain itu, prestasi diukir tim wushu HTT Padang tahun 2016 lalu menjadi juara umum kejuaraan wushu Piala Menpora di Jakarta dengan merebut 9 medali emas. Terakhir, pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Sumbar 2016, almarhum bersama anak asuhnya berhasil menjadikan wushu Kota Padang keluar sebagai juara umum dengan berhasil mengumpulkan 17 medali emas. (baim)
Komentar