JAKARTA – Inflasi bulan Mei 2018 tercatat lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Diperkirakan salah satunya disumbangkan akibat tingginya kebutuhan makanan di saat ramadhan.
Laju inflasi nasional pada Mei 2018 dari data Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebesar 0,21 persen secara, naik 0,1 persen dibanding April 2018. Sementara secara tahun kalender (year-to-date/ytd) sebesar 1,3 persen dan secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 3,23 persen.
Meski demikian, menurut Kepala BPS, Suhariyanto, Senin (4/6), laju inflasi pada Mei 2018 lebih rendah dibandingkan dengan Mei tahun 2017 yang mencapai 0,39 persen.
Adapun hal-hal yang memicu kenaikan inflasi antara lain kelompok makanan jadi seperti mie instan, air kemasan, dan rokok kretek, minuman, dan tembakau menyumbangkan inflasi sebesar 0,05 persen. Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,05 persen.
Di samping itu, mempersiapkan lebaran, kelompok sandang juga menyumbangkan inflasi tinggi sebesar 0,33 persen. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,21 persen, dan lain-lainnya. Inflasi tertinggi di Indonesia terjadi di Tual sebesar 1,88 persen dan terendah di Purwokerto dan Tangerang 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi di Pangkal Pinang minus 0,99 persen dan deflasi terendah di Pematangsiantar sebesar minus 0,01 persen. (rin/*)