
yang mengalami musibah kebakaran kemaren sore. (foto : WA)
PADANGPANJANG – Musibah kebakaran yang menimpa pabrik kacang atom merek GDR milik Kemrizal St Rajo Mudo di Jorong Pasa Raba’a Nagari Panyalaian, menyisakan kerugian ratusan juta rupiah. Karena, selain menghanguskan berbagai peralatan pengolahan kacang atom, api juga melalap rumah bagian depannya beserta beberapa rumah masyarakat yang bersebelahan dengan pabrik tersebut.
Jorong Pasa Raba’a Nagari Panyalaian Kabupaten Tanah Datar sejak lama dikenal banyak memiliki industri rumahan, khususnya untuk berbagai jenis makanan. Kacang atom merek GDR adalah salah satunya dan terbesar di Pasa Raba’a. Naas, musibah kebakaran menghanguskan pabrik tersebut, Selasa (1/3) sekitar pukul 15.30 WIB. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Untuk memadamkan api yang membara dan meluas di tempat kejadian, Damkar Kota Padangpanjang bekerja sama dengan Damkar Tanahdatar, Agam dan Bukittinggi harus berjibaku melawan asap hitam tebal yang membumbung tinggi. Petugas berhasil menjinakkan api beberapa jam kemudian.
Kepala UPT Damkar Kota Padangpanjang, Kasimin yang dikonfirmasi padangmedia.com pagi ini, Rabu (2/3) mengatakan, Damkar Kota Padangpanjang yang mendapat informasi terbakarnya pabrik kacang GDR di Pasa Raba’a langsung menerjunkan kendaraan operasional Damkar dengan petugas lengkap.
“Setelah memdapat informasi, kita langsung bergerak cepat untuk menjinakkan api dibantu oleh rekan-rekan dari Tanahdatar, Agam dan Bukittinggi. Alhamdulillah, beberapa jam kemudian api dapat dipadamkan,” ungkap Kasimin.
Kasimin mengajak masyarakat untuk selalu waspada terhadap bahaya kebakaran, apalagi dengan cuaca panas dan jarang turun hujan belakangan ini. Dengan meningkatkan kewaspadaan diharapkan dapat meminimalisir kejadian yang lebih besar dari musibah kebakaran yang terjadi.
Kebakaran yang terjadi di pabrik kacang atom diduga akibat meledaknya kompresor di dapur pengolahan. Karyawan yang mengetahui hal itu sudah berupaya memadamkan api dengan racun api yang ada, namun gagal karena api terus membesar.
Selain api yang makin membesar, angin yang bertiup kencang juga semakin menyulitkan masyarakat sekitar untuk melakukan pemadaman. Apalagi, di dalam pabrik diduga tersimpan bahan-bahan lain pembuat kacang yang juga mudah terbakar. (isril)