
SAWAHLUNTO – Sejumlah titik api akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bermunculan di kawasan perbukitan Puncak Pari dan Tangsi Gunung Kota Sawahlunto. Kebakaran terjadi sepanjang Senin (10/10) siang hingga malam bersamaan dengan kemarau panjang yang melanda Kota Sawahlunto. Akibatnya, sekitar 25 hektare kawasan hutan hangus terbakar.
Camat Lembah Segar, Zamril Firdaus kepada padangmedia.com, Senin (10/10) malam mengatakan, titik api mulai diketahui muncul sejak Senin (10/10). Api terus merambat ke kawasan perbukitan yang terjal dan tak bisa dipadamkan petugas.
Saat ini, petugas pemadam kebakaran bersama masyarakat sekitar telah berada di lokasi kebakaran. Zamril menduga, peristiwa terbakarnya area hutan tersebut dipicu oleh musim kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Karena, di kawasan itu tak ada warga yang berladang.
“Tanaman hutan di areal tersebut didominasi oleh pohon pinus. Daun-daunan kering yang berasal dari pohon tersebut memang dikenal sangat mudah terbakar,” sebut Zamril.
Untuk mengatasi bencana tersebut, pihaknya menurunkan sedikitnya 20 personel damkar dibantu seluruh unsur TNI/Polri bersama masyarakat setempat. Sulitnya medan di kawasan perbukitan terjal, menjadi kendala utama petugas dalam melakukan pemadaman.
“Kami masih terus melakukan pemantauan dan berupaya membatasi sebaran api hingga tak akan menjangkau pemukiman penduduk di sekitar Tangsi Gunung Kelurahan Air Dingin,” tambah Zamril.
Salah seorang warga, Rizal (42) kepada padangmedia.com mengatakan, peristiwa kebakaran hutan di kawasan itu jarang terjadi meski pada kemarau panjang. Ia menduga, kebakaran diawali dari balik bukit hingga menjalar sampai ke atas perbukitan Tangsi Gunung.
“Kalaupun pernah ada kebakaran biasanya bisa segera diatasi. Namun, kali ini jumlah titik api terlihat lebih banyak. Selain itu, titik api juga berada di kawasan yang sulit dijangkau,” jelasnya. (tumpak)