BUKITTINGGI – Meskipun penertiban tambang emas ilegal di Kabupaten Dharmasraya berujung pada demo ricuh di kantor bupati setempat, tapi aparat kepolisian tidak akan surut untuk membasmi segala tindakan yang ilegal. Kericuhan timbul setelah salah seorang penambangnya tewas kehabisan oksigen setelah bersembunyi di dalam lubang tambang yang cukup dalam.
“Kalau bagi pelajar, menjadikan ilegal menjadi legal gampang sekali. Tinggal menghapus huruf ‘i’ saja. Tapi, dalam praktek di lapangan, memberantas tindakan ilegal sangat susah sekali. Namun, yang jelas jangan pernah takut dan surut dalam menghapuskan hal-hal yang ilegal,” kata Kapolda Sumatera Barat, Brigjend Pol Bambang Sri Herwanto di sela acara dialog Forum Editor di Hotel Rocky Bukittinggi, Selasa (27/10).
Terkait kematian salah seorang pekerja tambang di Jorong Durian Simpai, Nagari Ampek Koto Dibawah, IX Koto, Dharmasraya, menurut Kapolda, pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi dan mengkondusifkan keadaan di sana.
Usai acara dialog, Kapolda juga mengatakan, korban tewas sudah divisum. Dari keterangan yang diterima, korban Toni (22) tewas di dalam lubang yang cukup dalam karena bersembunyi saat aparat penertiban datang. Jadi, korban tewas bukan karena pembakaran alat bukti oleh aparat.
Lebih jauh dikatakan Kapolda, kejadian di Dharmasraya tak akan mengganggu proses Pilkada Sumbar dan Pilbup setempat yang tinggal satu bulan lagi. Saat ini, suasana di sana sudah kondusif, katanya. (rin/feb)
Komentar