PAINAN – Enam orang nelayan asal Sibolga, Sumatera Utara berhasil lolos dari maut setelah kapal mereka pecah dan karam dihantam badai di perairan Pesisir Selatan. Ke enam nelayan tersebut diselamatkan nelayan setelah sempat terombang-ambing di tengah laut selama lebih dari delapan jam.
Enam nelayan yang merupakan awak kapal bermerek dinding KM SNIPER mengalami nasib naas ketika dalam perjalanan dari perairan Kambang, Pesisir Selatan menuju Muaro Kota Padang, Senin (20/3) sekitar pukul 12.00 Wib. Namun di tengah perjalanan, di sekitar Pulau Kumbang Kecamatan Koto XI Tarusan, kapal nelayan tersebut dihantam badan dan gelombang besar sehingga pecah dan karam.
Kapolres Pesisir Selatan AKBP Deni Yuhasdi Kasat Polairud AKP Aguswan menceritakan, para nelayan tersebut berusaha menyelamatkan diri dengan peralatan yang bisa digunakan seperti dengan fiber dan jerigen. Mereka terpencar di tengah laut karena diombang-ambing gelombang.
“Mereka hanyut terpencar di tengah laut karena diombang-ambing gelombang,” kata Aguswan, Rabu (22/3).
Pada Selasa (21/3), Kapal Bagan bermerek dinding KM 02 Panglima asal Batu Kalang, Tarusan dinakodai Si Ot menemukan dua dari enam orang nelayan malang tersebut. Dua orang yang ditemukan pertama kali adalah Aripin (28) dan Ganti (23). Pada Rabu (22/3) sekitar pukul 09.00 Wib kembali ditemukan dua orang yaitu Rian (34) dan Doli (25).
“Dua nelayan lagi yang terakhir ditemukan adalah Anhar (42) yang merupakan kapten kapal dan Damansyah (24),” ujarnya.
Ke enam nelayan ditemukan di sekitar Pulau Kumbang, sekitar 7 mil dari Batukalang, Tarusan. Nelayan malang tersebut ditampung di rumah Afrizal, salah seorang warga Batukalang, Koto XI Tarusan. Namun, dua orang diantaranya yaitu Rian dan Damansyah saat ini menjalani perawatan di Puskesmas Tarusan karena kelelahan diduga terlalu banyak minum air laut.
Alek, salah seorang nelayan Batukalang yang ikut menemukan menuturkan, para nelayan asal Sibolga yang mengalami nasib malang itu ditemukan terpisah di sekitar Pulau Kumbang.
“Mereka ditemukan terpisah, mengapung di tengah laut menggunakan pelampung, jerigen daan fiber,” katanya.
Nelayan tersebut dibawa ke darat dengan menggunakan dua kapal bagan yaitu kapal bagan KM 02 Panglima dan kapal bagan KM 06 Anak Rantau. (fahmi)