Kantor Lama BI Sumbar Jadi Gedung Memorabilia, Untuk Edukasi dan Literasi

Pengguntingan pita Grand Opening Gedung Memorabilia Bank Indonesia Muaro, Padang, Sabtu (24/2/2024). Febry

PADANG- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat Endang Kurnia Saputra resmi membuka kantor lama BI Sumatera Barat sebagai Gedung Memorabilia. Gedung yang merupakan cagar budaya tersebut akan dijadikan sebagai pusat edukasi dan peningkatan literasi masyarakat terkait ke-bank sentral-an.

Grand Opening Gedung Memorabilia di kantor lama Bank Indonesia Sumatera Barat di kawasan Muara Kecamatan Padang Barat tersebut dilaksanakan Sabtu (24/2/2024). Menurut Endang Kurnia Saputra yang akrab disapa Adang, gedung tersebut berdiri sejak tahun 1925.

“Sebelum dinasionalisasi pada tahun 1957, Bank Indonesia bernama De Javasche Bank dan kantor di Sumatera Barat merupakan yang pertama di luar Pulau Jawa,” kata Adang.

Menurutnya, karena merupakan cagar budaya, gedung tersebut tidak boleh diubah bentuk bangunan maupun ornamennya, masih asli sejak dibangun pada zaman pemerintahan kolonial Belanda. Bank Indonesia hanya melakukan maintenance jika ada kerusakan yang perlu diperbaiki.

Adang menegaskan, keberadaan awal kantor perwakilan Bank Indonesia di suatu daerah menjadi indikasi bahwa daerah tersebut sudah memiliki perekonomian maju. Hal tersebut menandakan bahwa Sumatera Barat dulunya memiliki perekonomian yang kuat, dan penempatan bank sentral di Sumatera Barat dimulai tahun 1864 bahkan jauh sebelum gedung tersebut dibangun.

“Jadi di luar Pulau Jawa, Sumatera Barat menjadi daerah pertama yang tentunya menandakan bahwa daerah ini sudah maju perekonomiannya pada waktu itu,” ungkap Adang.

Sebagai sarana edukasi dan literasi masyarakat, Gedung Memorabilia BI Muaro untuk sementara ini bisa diakses masyarakat secara berkelompok. Menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Dandy Indarto Seno kunjungan dibatasi 50 orang per hari.

“Gedung ini merupakan cagar budaya, untuk menjaga berbagai benda-benda koleksi yang tersimpan di dalamnya tetap terawat, kunjungan dibatasi untuk 50 orang setiap hari,” terang Dandy.

Untuk mendapatkan jadwal kunjungan, lanjutnya, masyarakat bisa mengajukan ke Bank Indonesia secara berkelompok. Untuk saat ini, Bank Indonesia tidak menerima permohonan kunjungan secara pribadi.

“Ini untuk memudahkan koordinasi saat memandu pengunjung, jadi bisa dari masyarakat, mahasiswa, ataupun siswa SD sampai SMA secara berkelompok mengajukan permohonan kunjungan,” ujarnya.

Dandy menerangkan, Gedung Memorabilia BI Muaro tersebut menyimpan ragam sejarah terutama yang berkaitan dengan uang, perekonomian dan moneter. Termasuk juga peralatan kantor yang digunakan, koleksi uang dari masa ke masa serta duplikasi emas cadangan devisa dan sebagainya.

“Ada dokumen pelengkap berikut keterangan-keterangan yang dibutuhkan untuk pelajaran atau penelitian bagi siswa atau mahasiswa sebagai bukti perjalanan sejarah terkait ekonomi moneter dan ke-bank sentral-an yang diharapkan menjadi sarana edukasi dan literasi bagi masyarakat dan dunia pendidikan,” tandasnya. F

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *