Oleh: Yandra Mulyadi
(Penulis adalah Mahasiswa Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Andalas)
Di era digital yang serba cepat ini, seorang praktisi humas (Hubungan Masyarakat) dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Hal ini dikarenakan teknologi dapat membantu humas bekerja secara lebih efektif dan efisien. Salah satu contohnya adalah melakukan kampanye melalui berbagai media, baik media sosial maupun media cetak. Namun, dalam menjalankan kampanye, humas memerlukan perencanaan matang untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam mencapai tujuan, baik dalam skala besar maupun kecil, perencanaan merupakan langkah awal yang sangat krusial yang tidak boleh dilewatkan. Di balik perencanaan yang matang, terdapat dua elemen penting yang saling berkaitan erat, yaitu strategi dan taktik. Strategi banyak diartikan dengan istilah taktik. Memahami perbedaan dan keterkaitan keduanya menjadi kunci untuk merumuskan rencana yang efektif.
Strategi diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target jangka panjang meskipun tidak ada jaminan akan keberhasilannya. sedangkan Taktik adalah sub-rencana yang lebih kecil tentang bagaimana organisasi dapat mencapai target tersebut (Winarko, 2021:19).
Strategi bagaikan peta jalan yang mengarahkan perjalanan Anda. Ia mendefinisikan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, gambaran besar tentang apa yang ingin Anda wujudkan. Strategi menjawab pertanyaan fundamental seperti “Apa yang ingin saya capai?” dan “Bagaimana saya akan mencapainya?”. Pembentukan strategi melibatkan analisis mendalam terhadap faktor internal dan eksternal, termasuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Di sisi lain, taktik merupakan langkah-langkah konkret yang diambil untuk merealisasikan strategi. Taktik bagaikan langkah kaki yang mengantarkan Anda menuju tujuan. Ia fokus pada tindakan jangka pendek yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran kecil dalam kerangka strategi yang lebih luas. Pertanyaan seperti “Apa yang harus saya lakukan sekarang?” dan “Bagaimana saya akan menyelesaikan tugas ini?” dijawab melalui taktik.
Strategi dan taktik bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Strategi tanpa taktik hanyalah mimpi, sedangkan taktik tanpa strategi adalah arah yang tak jelas. Keduanya harus bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Anne Gregory dalam bukunya (2010)menekankan bahwa taktik harus selalu terkait dengan strategi yang telah ditentukan. Taktik yang digunakan harus mendukung strategi yang telah dipikirkan sebelumnya. Jangan sampai taktik yang digunakan tidak terkait dengan strategi yang telah ditentukan, karena hal ini akan membuat kampanye hubungan masyarakat menjadi tidak efektif.
Menurut Anne Gregory ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan strategi dan Taktik salah satunya mengkaitkan taktik dengan strategi dan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga strategi dan taktik yang digunakan tepat sasaran, karena strategi sebagai penggerak antara tujuan dan taktik, sedangkan taktik memberikan gambaran kegiatan secara rinci.
Strategi akan mengarahkan taktik. Strategi memberikan kerangka acuan bagi taktik agar selaras dengan tujuan jangka panjang. Taktik yang tidak sejalan dengan strategi hanya akan membuang waktu dan sumber daya. Sedangkan taktik mendukung strategi. Keberhasilan taktik dalam mencapai sasaran-sasaran kecil akan berkontribusi pada pencapaian tujuan jangka panjang yang tertuang dalam strategi. Diibaratkan dengan membangun sebuah rumah, strategi nya yaitu sebuah konsep rumah yang dibuat oleh arsitektur, sedangkan taktik merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan seperti adanya bahan bangunan dan juga tukang yang akan mengerjakan rumah tersebut.
Setiap organisasi harus pandai memilih dan memilah taktik kampanye berdasarkan jenis kampanye dan audiens yang dituju. Seperti kampanye pada media sosial, yang menggunakan platform media sosial untuk mencapai target audiens. Taktik ini sangat efektif untuk membangun hubungan dengan pelanggan atau pemangku kepentingan, memperluas jangkauan merek atau organisasi, dan mempromosikan pesan atau informasi yang ingin disampaikan. Contohnya, sebuah merek bisa melakukan kampanye media sosial untuk memperkenalkan produk baru, mengadakan kontes atau kuis online, atau berbagi cerita tentang program sosial atau lingkungan yang didukung oleh merek tersebut.
Siapa yang tak kenal dengan Mixue, sang maestro es krim yang mendunia? Sejak kemunculannya di tahun 2020, Mixue telah menjadi primadona bagi para pecinta es krim dengan rasa manisnya yang menggoda, harga yang ramah di kantong, dan gerainya yang mudah ditemukan di berbagai penjuru. Kehadiran Mixue bagaikan angin segar di tengah gempuran es krim dengan harga premium. Es krim berkualitas tinggi dengan varian rasa yang berlimpah kini dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam. Tak heran jika Mixue menjelma menjadi fenomena dan mencuri hati banyak orang. Strategi bisnisnya yang jitu dan komitmennya dalam memberikan kualitas terbaik telah mengantarkan Mixue menjadi rajanya es krim di berbagai negara.
Strategi yang digunakan oleh Humas Mixue yaitu dengan 4P (Product, Price, Palce dan Promotion). 1). Product , Mixue bukan sekadar gerai es krim murah. Meskipun harganya terjangkau, Mixue tidak pernah mengorbankan kualitas. Rasa es krimnya tak kalah lezat jika dibandingkan dengan produk es krim kompetitor, bahkan banyak yang memuji kelezatannya. Lebih dari itu, Mixue menghadirkan beragam pilihan rasa yang memanjakan lidah. Es krim dan minuman dengan varian rasa yang berlimpah memungkinkan setiap pelanggan menemukan favorit mereka. Bagi Mixue, kepuasan pelanggan adalah prioritas utama. Komitmen terhadap kualitas dan variasi produk inilah yang mengantarkan Mixue menjadi salah satu gerai es krim terfavorit di berbagai negara.
2) Price, yaitu mixue menawarkan produknya dengan harga yang terjangkau bagi semua kalangan, berbeda dengan para pesaingnya. Strategi ini, yang dikenal dalam ilmu marketing sebagai penetration pricing, terbukti efektif dalam menarik minat konsumen dan meningkatkan pangsa pasar Mixue. 3) Place , yaitu memilih tempat yang tepat. 4) Promotion, mixue memanfaatkan teknologi digital saat sekarang ini seperti instagram dan tiktok yang banyak pengguna dan pengakseknya sehingga mudah dalam penyebaran informasinya keseluruh lapisan masyarakat.
Sayangnya, banyak organisasi yang mengabaikan langkah penting ini, yaitu evaluasi. Padahal evaluasi bukan hanya tahap akhir, melainkan harus diintegrasikan ke dalam setiap tahapan perencanaan, seperti yang ditegaskan oleh Smith (2021).
Dengan melakukan evaluasi di setiap tahap, organisasi dapat melakukan penyesuaian strategi secara real-time dan mendorong pembelajaran berkelanjutan. Evaluasi dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang tidak, sehingga mereka dapat fokus pada strategi yang paling efektif. Evaluasi adalah langkah penting dalam perencanaan humas yang harus diintegrasikan ke dalam setiap tahapan. Dengan melakukan evaluasi, organisasi dapat meningkatkan efektivitas strategi mereka dan mencapai tujuan mereka dengan lebih mudah.
Perencanaan yang matang dan pemilihan taktik serta strategi yang tepat oleh seorang humas handal bagaikan kunci utama dalam membuka gerbang menuju kesuksesan. Layaknya seorang arsitek yang merancang bangunan kokoh, humas yang terampil membangun fondasi komunikasi yang kuat dengan memahami tujuan, target audience, dan lanskap media. Dengan cermat menganalisis situasi dan peluang, humas merajut strategi yang tepat, memilih taktik yang jitu, dan mengeksekusi rencana dengan penuh ketelitian. Hasilnya, tercipta kampanye humas yang efektif dan efisien, menghasilkan outcome yang memuaskan dan melampaui ekspektasi.
Komentar