
ACEH – Hingga Senin (12/12), laporan jumlah pengungsi ke Posko Utama Tanggap Darurat Gempa Aceh terus bertambah. Tercatat, 83.838 orang pengungsi dari 124 titik pengungsian. Pengungsi terbanyak berada di Kabupaten Pidie Jaya sebanyak 82.122 orang tersebar di 120 titik.
Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi selaku Komandan Satuan Tugas Tanggap Darurat di Pidie Jaya mengungkapkan, data pengungsi yang terus melonjak harus dicermati. Dia menyatakan akan mengambil sikap penanganan selanjutnya untuk menghindari lonjakan pengungsi.
“Langkah yang akan diambil antara lain penyaluran logistik langsung ke desa masing-masing sesuai dengan jumlah jiwa dari KK. Bantuan yang disalurkan disepakati untuk kebutuhan pokok, beras, minyak goreng, telor dan gula. Kita sepakati buat rekap kebutuhan selama tujuh hari,” katanya.
Pengungsi di Pidie Jaya tersebar di Kecamatan Mereudu sebanyak 13.965 orang, Meurah Dua 11.391 orang, Trianggadeng 18.512 orang, Bandar Baru 14.209 orang, Pante Raja 8.153 orang, Bandar Dua 3.170 orang dan Ulim 9.763 orang serta Jangka Buaya 2.959 orang. Sementara di Kabupaten Bireuen berjumlah 1.716 orang tersebar di Matang Mns Blang 1.100 orang, Masjid Matang Jareung 13 orang, Masjid Alghammah 405 orang dan Masjid Kandang 198 orang.
Sampai dengan hari keenam masa tanggap darurat gempabumi 6,5 SR di Aceh, penanganan terhadap korban dan pengungsi terus dilakukan. Hingga Senin (12/12/2016), jumlah korban meninggal sebanyak 101 orang, dimana 94 korban sudah diidentifikasi. Sebanyak 666 orang menderita luka-luka yaitu 134 luka berat dan 532 luka ringan.
Kerusakan fisik akibat gempa meliputi rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah 94 unit, ruko 161 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, dan lainnya. Pendataan detil masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan.
Said Mulyadi, mengatakan, data terkait kerusakan infrasturktur, rumah, ruko, fasum (kantor pemerintah, pendidikan, masjid) lain belum diterima dengan sempurna. Camat telah diperintahkan untuk menyampaikan hari ini untuk disampaikan sebagai data sementara.
“Rumah yang hancur dan berapa yang rusak berat, sedang dan ringan harus segera didata dan dilaporkan ke Posko Utama. Data kerusakan rumah diperlukan terkait dengan rencana pemerintah memberikan bantuan stimulan nantinya,” tandasnya. (feb/*)
Komentar