
JAKARTA – Badan Siber dan Sandi Negara memperkirakan serangan siber menjelang Pemilu 2019 akan meningkat.
Sekretaris Utama BSSN Syahrul Mubarak mengatakan BSSN akan terus melakukan pencegahan terhadap serangan siber tersebut.
Pada tahun 2018 saja kata dia, ada sekitar 205 juta serangan siber yang dilakukan oleh para hacker.
“Apalagi situasi sekarang pasti meningkat. Jadi kita tak bisa katakan tidak serangan,” ujar Syahrul Mubarak di Kantor BSSN Jakarta yang dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu, (16/3).
Mengenai serangan siber terhadap website Komisi Pemilihan Umum (KPU), Direktur Deteksi Ancaman BSSN Sulistyo mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengawalan dan menjaga serangan siber berupa peretasan.
“kami terus melakukan mitigasi,” jelas dia.
BSSN kata dia tidak akan berhenti memberi masukan kepada KPU untuk bisa mencegah serangan siber itu.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus menerima serangan siber dari peretas baik dari dalam dan luar negeri.
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan serangan siber dilakukan oleh individu dengan IP address yang berasal dari berbagai lokasi.
Dia menegaskan tidak pernah menyebut negara tertentu terlibat dalam serangan siber tersebut.
“Bukan China dan Rusia, itu hacker individu. IP address-nya datang dari banyak tempat, ada yang datang dari domestik ada yang internasional,” kata Arief sebelum rapat dengar pendapat dengan DPR di Jakarta, Rabu.
Namun, Arief belum bisa memastikan siapa pelaku di balik serangan siber tersebut.
“Orang di belakang pengguna IP address itu bisa saja orang Indonesia, orang dari luar negeri atau dari mana pun,” sambung dia. (Peb)