PADANG – Zulfitri Zaini (59) seorang jamaah haji korban kecelakaan runtuhnya Crane di Mekah, Arab Saudi pada 2015 lalu menuntut janji pemerintah Arab Saudi. Tuntutan itu seiring rencana kedatangan rombongan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz ke Indonesia pada tanggal 1 hingga 3 Maret 2017 mendatang.
Guru SMPN 1 Gunung Talang, Kabupaten Solok ini terpaksa harus menggunakan kaki palsu dibantu tongkat pnyangga (kruk) setelah kakinya diamputasi pasca peristiwa kecelakaan runtuhnya crane pada 11 September 2015 lalu tersebut. Dia meminta, pemerintah Arab Saudi memenuhi janji untuk membayarkan santunan kepada korban kecelakaan crane yang hingga kini belum terealisasi.
“Saya berharap, Raja Arab Saudi menepati janji yang disampaikan bahwa korban meninggal dunia dan cacat menetap akan diberikan santunan sebesar 1 juta Riyal. Sampai saat ini, janji tersebut tidak terealisasi,” ungkapnya, Senin (27/2).
Dia menceritakan, untuk membeli kaki palsu menghabiskan biaya Rp28,5 juta. Dia terpaksa harus meminjam ke koperasi sekolah tempatnya mengajar untuk mencukupi biaya tersebut karena asuransi dari Pemerintah RI melalui Kementerian Agama hanya Rp7,4 juta.
“Sisanya saya harus meminjam ke koperasi sekolah, termasuk untuk biaya perawatan. Hingga kini saya masih harus menjalani perawatan jalan,” tuturnya.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Era Purnama Sari mendesak Presiden RI Joko Widodo untuk memperhatikan jamaah haji korban crane di Mekah agar mendapatkan santunan. Dia meminta, pemerintah melihat kembali data rekam medis para korban crane.
“Saya yakin, pemerintah tidak melakukan hal itu dengan teliti, sehingga ada korban yang tidak mendapat santunan seperti yang dijanjikan pemeritah Arab Saudi,” ungkapnya.
Menurutnya, ada tiga orang jamaah haji korban crane di Mekah yang tidak mendapat santunan seperti yang dijanjikan itu. Selain Zulfitri Zaini, ada satu orang lagi yang juga mengalami cacat tetap yaitu Sri Murti Ali, asal Kabupaten Solok. Sedangkan satu korban lagi asal Maninjau Kabupaten Agam meninggal dunia.
Era menegaskan, pemerintah tidak tutup mata terhadap kondisi itu. Jangan hanya karena ingin mendapatkan investasi dari Arab Saudi, nasib rakyat yang menjadi korban runtuhnya crane pada musim haji tahun 2015 lalu itu terabaikan begitu saja. (feb)