AGAM – Sejak bendungan Batang Bawan, Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam hancur akibat banjir tahun lalu, ratusan hektare sawah dan kolam ikan penduduk kekeringan. Sementara, bandar saluran irigasi telah dipenuhi semak belukar dan genangan air pada cekungan bandar berubah jadi sarang nyamuk.
Walau sudah cukup lama bendungan tersebut hancur, namun sampai kini belum terlihat tanda-tanda akan diperbaiki. Akibatnya, petani tidak bisa mengolah sawahnya seperti biasa. Masih untung, ada sawah yang bisa ditanami jagung sehingga petani agak terbantu. Tetapi, petani yang sawahnya tidak bisa ditanami jagung sangat menderita.
“Jagung memang bisa menjadi tanaman alternatif. Namun, tidak semua hamparan sawah bisa ditanami jagung,” ujar Mulih, salah seorang warga setempat kepada padangmedia.com, Minggu (11/9).
Akibat runtuhnya bendungan tersebut, bukan hanya sawah dan kolam ikan yang kekeringan, warga dan pedagang di Pasar Bawan dan sekitarnya yang membutuhkan air juga menderita. Mereka yang selama ini memerlukan air dari bendungan kini kesulitan, terutama pedagang ikan di Pasar Bawan.
“Kami heran mengapa sampai kini belum juga diperbaiki. Padahal, bendungan itu sangat penting artinya bagi warga di nagari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Ampek Nagari, M. Idrus mengatakan, bendungan Batang Bawan memang sudah hancur diterjang banjir beberapa waktu lalu. Upaya perbaikan memang tidak bisa dilakukan dengan biaya daerah, karena biayanya tidak sedikit. Makanya, masalah itu dibawa ke Musrenbang Provinsi Sumbar.
“Masalah itu sudah dibicarakan dalam Musrenbang tingkat Provinsi Sumbar. Kami berharap dapat dibangun kembali pada tahun 2017,” katanya.
Dikatakan, bendungan itu harus dibangun baru kembali karena sudah hancur total. Untuk itu, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena besarnya biaya yang dibutuhkan, diharapkan dapat dibangun dengan dana pusat. (fajar)
Komentar