PADANG- Hujan deras lima hari terakhir telah menyebabkan Sumatera Barat dilanda bencana banjir dan longsor. Bencana kali ini menimbulkan korban jiwa dan memutus urat nadi transportasi.
Inilah titik-titik lokasi bencana banjir dan longsor yang berhasil dihimpun berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Sumatera Barat. Data ini dikirim oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho, Senin (8/2). Ditambah informasi dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat Zulfiatno dan BPBD Pasaman.
Di Kabupaten Pasaman, banjir merendam sedikitnya dua kecamatan yaitu Kecamatan Panti dan Mapattunggul Selatan. Ribuan hektar sawah dan lima jembatan rusak akibat banjir. Sementara itu, jalur lalulintas Bukittinggi – Pasaman sempat putus karena jalan di Nagari Palupuah Kabupaten Agam tertimbun longsor.
Di Kabupaten Limapuluh Kota, banjir merendam rumah penduduk dan jalan nasional di wilayah Pangkalan, merusak dua unit jembatan kabupaten, jalan terban di Nagari Liki. Banjir ini memutuskan arus lalulintas Sumatera Barat – Riau. Satu orang hanyut terseret arus Batang Maek dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Di Kabupaten Solok Selatan banjir terjadi di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo dan Kecamatan Sangir. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Batang Bangko, Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Lolo. Banjir dan longsor menyebabkan jalan Muaralabuh – Padang Aro Kerinci putus total. Longsor menimpa rumah warga sehingga 6 orang tertimbun longsor pada 6-2-2016 pukul 20.00 Wib.
Sungai Batang Lembang meluap sehingga banjir di Kelurahan Koto Panjang Kecamatan Tanjung Harapan dan Kelurahan Kampai Tabu Karambie Kota Solok. 36 rumah terendam banjir.
BPBD Provinsi Sumatera Barat telah mengerahkan seluruh kekuatan ke lokasi – lokasi bencana untuk melakukan penanganan. Upaya BPBD ini dilakukan dengan berkordinasi dengan seluruh unsur mulai dari TNI, Polri, Tagana, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PU dan BPBD se kabupaten dan kota. Banyaknya titik bencana membuat BPBD harus bekerja ekstra keras dan harus berbagi tugas.
” Karena titik bencana banyak, kami terpaksa harus berbagi tugas. Semua kekuatan sudah dikerahkan dan berkordinasi dengan unsur TNI, Polri, Tagana serta dinas instansi terkait lainnya untuk mengoptimalkan upaya tanggap darurat,” tuturnya. (feb)