PADANG – Laju inflasi Sumatera Barat telah berada di level yang tinggi, bahkan berada di atas laju inflasi nasional. Laju Inflasi bulanan pada bulan November 2016 tercatat masih tinggi yaitu sebesar 1,12 persen (month to month/ mtm), meningkat signifikan dibandingkan dengan laju inflasi Oktober 2016 yang hanya sebesar 0,54 persen(mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat Puji Atmoko, Jumat (2/12) mengungkapkan, secara tahunan (year on year/ yoy) dan tahun berjalan (year to date/ ytd), laju inflasi Sumbar masing-masing sebesar 6,77 persen (yoy) dan 4,90 persen (ytd).
Laju inflasi Sumbar tersebut baik secara bulanan, tahunan maupun tahun berjalan telah berada di atas laju inflasi nasional yang masing-masing tercatat sebesar 0,47 persen (mtm), 3,58 persen (yoy) dan 2,59 persen(ytd).
“Inflasi bulanan Sumbar pada November 2016 merupakan inflasi bulanan tertinggi ke-3 (tiga) secara nasional setelah Provinsi Sulawesi Utara (2,86 persen mtm) dan Riau (1,13 persen mtm),” ungkap Puji seperti disampaikan dalam siaran pers yang diterima padangmedia, Jumat sore.
Dia merunut, sebelumnya inflasi bulanan tertinggi Sumbar sepanjang tahun 2016 pernah terjadi pada Juni ke Juli yakni periode bulan puasa dan lebaran yang mencapai 1,52 persen(mtm).
Secara spasial, inflasi bulanan Sumbar disumbang oleh inflasi Kota Padang (1,13 persen, mtm) dan Bukittinggi (1,07 persen, mtm), sehingga menjadikan Kota Padang sebagai kota dengan laju inflasi tertinggi ke-4 (empat) dan Kota Bukittinggi ke-5 (lima) dari 82 kota sampel inflasi di seluruh Indonesia. (feb/*)