
MENTAWAI – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, segenap ASN, prajurit TNI, Polri serta tokoh masyarakat, turut ambil bagian dalam memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Walaupun hari libur tetap melaksanakan upacara di halaman sekretariat Daerah Mentawai, Kamis (1/6).
Bertindak selaku inspektur upacara (Irup) Wakil Bupati Mentawai, Kortanius Sabeleake. Turut hadir dalam upacara, Dandim 0319 mentawai, kapolres Mentawai, Danlanal Mentawai, Para Asisten, Kepala OPD, TNI, Polri, ASN dan tokoh masyarakat.
Dalam sambutan Presiden RI yang dibacakan Wakil Bupati Mentawai, Kortanius Sabeleake menyampaikan, Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Kelestarian dan kelanggengan Pancasila harus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sejak kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni 1945, Pancasila mengalami perkembangan hingga menghasilkan naskah Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Hal itu disepakati menjadi rumusan final pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, tanggal 18 Agustus telah ditetapkan sebagai konsitusi berdasarkan keputusan Presiden Nomor 18 tahun 2008.
Oleh karena itu, untuk melengkapi sejarah ketatanegaraan Indonesia perlu ditetapkan hari lahir Pancasila. Atas dasar pertimbangan itu, Presiden Joko Widodo tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) nomor 24 tahun 2016 tentang hari lahir pancasila yang merupakan hari libur nasional.
“Kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman, dari sabang sampai merauke, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia itulah ke Bhinnekatunggalikaan kita,” ujarnya.
Namun kehidupan berkebangsaan, sedang mengalami tantangan Kebhinekaan. “Kita sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan dan ke-ika-an kita. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung idiologi selain Pancasila,” lanjut sambutan tertulis Presiden RI.
Masalah itu semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan hoax alias kabar bohong. Untuk itu, Indonesia perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara.
“Dengan Pancasila dan UUD’45 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri dengan Pancasila. Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan,” tambahnya.
Dikatakan, kepada ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan POLRI serta seluruh komponen masyarakat, presiden mengajak untuk ikut berperan aktif menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam berbangsa dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Dalam sambutan tertulisnya, Presiden juga mengingatkan agar bangsa Indonesia selalu waspada terhadap segala bentuk pemahaman yang tidak sejalan dengan Pancasila dan gerakan anti Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, UUD 45.
“Pemerintah akan bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme di bumi Indonesia. Mari saling menjaga perdamaian, persatuan dan persaudaraan diantara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran dan saling membantu untuk kepentingan bangsa serta bahu membahu dan bergotong royong untuk kemajuan Indonesia,” tutupnya. (ers)