Indonesia Memasuki Era Internet of Things

Ketua IAII Pusat, Ir Bambang Haryanto, MSi melantik pengurus DPW IAII Sumbar. (ist)
Ketua IAII Pusat, Ir Bambang Hariyanto, MT melantik pengurus DPW IAII Sumbar. (ist)

PADANG – Teknologi Informasi (TI) yang semakin berkembang pesat sejak beberapa waktu terakhir membuat internet telah merambah ke segala bidang kehidupan manusia. Perkembangan TI bahkan telah membantu pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan smart city. Salah satunya melalui konsep Internet of Things (IoT).

Dalam aplikasi di kehidupan manusia, IoT ditemukan di berbagai sektor seperti pembangunan, rumah tangga, kesehatan, industri, transportasi, kemananan dan lain-lain. Salah satu contoh adalah penggunaan CCTV yang terhubung dengan ponsel sehingga bisa dipantau dari mana saja. Hal lainnya, penggunaan sensor pada kendaraan, aplikasi pada pengendalian banjir, chip pada peternakan, alat monitor dan lainnya.

Menurut Ketua Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) Pusat, Dr.Bambang Hariyanto MT, Indonesia baru memulai untuk memasuki era itu. Setelah era e-government, Indonesia memasuki era Sistem Informasi Manajemen dan saat ini era Internet of Things (IOTs).

“Kita belum sampai ke puncak,” ujarnya kepada wartawan di sela acara pelantikan pengurus DPW IAII Sumbar dan seminar nasional bertemakan “Peran Internet of Things Dalam Mewujudkan Smart City dan Peningkatan Ekonomi Digital”, Sabtu (8/4) di aula STMIK Jayanusa, Padang.

Meski demikian, ia optimis apa yang diimpikan untuk memodernisasi kota-kota Indonesia bisa tercapai dalam lima tahun ke depan. Apalagi, didukung oleh SDM-SDM TI yang ada di Indonesia.

IoT adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Banyak manfaat positif dari penerapan IoT, salah satunya banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dengan cepat, mudah dan efisien. Meski demikian, TI selalu memiliki sisi negatifnya. Untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut, menurut Bambang, solusinya lebih kepada rekayasa sosial dengan penyadaran kepada masyarakat untuk menggunakan teknologi dengan baik. Karena pada dasarnya, teknologi lebih banyak netralnya.

“Teknologi itu tergantung pada penggunaannya. Kita akan bekerja sama dengan humas-humas atau lembaga kemasyarakatan untuk memberikan kesadaran pada masyarakat terkait hal itu,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Sumatera Barat, Ir Yeflin Luandry MSi saat pembukaan seminar mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berupaya menjadi regulator, fasilitator dan dinamisator dalam menyikapi perkembangan TI. Menurutnya, Sumbar mau tak mau harus mengikuti perkembangan teknologi informasi. Apalagi dengan masuknya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di mana persaingan dalam segala hal.

Sebagaimana Bambang, menurut Yeflin, TI memiliki sisi negatif dan positif. Tinggal bagaimana menyikapi dan peran pemerintah dalam mengawasi. Baru-baru ini Pemprov Sumbar telah mencetuskan Gerakan Anti Hoax. Ini sebagai respon atas sisi negatif perkembangan informasi di dunia internet dan arus informasi yang menimbulkan keresahan. “Kita mencoba untuk mengantisipasi hal itu,” ujarnya.

Ia menekankan bagaimana agar teknologi bisa diambil sisi positifnya untuk pembangunan. Bukan sebaliknya, untuk merusak sendi-sendi kehidupan.

Pemprov Sumbar melalui Diskominfo Sumbar, kata Yeflin, juga akan membangun sistem informatika yang lebih baik. Salah satunya rencana membangun sekolah informatika kedinasan. Selain itu, Diskominfo juga akan bekerja sama dengan IAII dalam sejumlah hal, seperti sertifikasi kompetensi, perekrutan siswa-siswa SMK Prodi IT untuk disalurkan bekerja ke pihak-pihak lain atau bahkan kerja ke luar negeri.

“Kita akan membuat MoU dengan lembaga-lembaga yang membidangi itu,” katanya.  (rin)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.