PADANGPANJANG – Indeks Pertanaman Padi di Kota Padangpanjang tahun 2016 mencapai 285 persen, tertinggi di Sumatera Barat. Dengan luas areal baku sawah 630 hektar, Padangpanjang berhasil merealisasikan areal tanam 1.883 hektar atau bisa tiga kali tanam dalam setahun.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Padangpanjang Ade Nafrita Anas mengungkapkan, luas areal tanam tersebut sedikit diatas target seluas 1.800 hektar (104,6 persen).
“Tahun 2016 dengan areal baku sawah seluas 630 hektar terealisasi areal tanam 1.883 hektar, sedikit di atas target,” kata Ade dalam kegiatan Gerakan Tanam Padi Serentak di areal persawahan Kelompok Tani Embun Pagi Kelurahan Ekor Lubuk, Minggu (12/2).
Untuk produktifitas, sebutnya, hasil panen masyarakat mencapai 57,7 kwintal per hektar. Dengan realisasi tanam dan tingkat produksi tersebut, Kota Padangpanjang mengalami surplus beras sebanyak 1.202 ton.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Padi, Palawija dan Holtikultura Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Elviana Anwar mengungkapkan, indeks pertanaman padi di Padangpanjang merupakan tertinggi di Sumatera Barat.
“Indeks pertanaman padi di Padangpanjang tersebut tertinggi di Sumatera Barat. Ini harus bisa dipertahankan dan ditingkatkan,” katanya.
Untuk penanaman berkelanjutan, sebelum padi dipanen, sudah harus dilakukan penyemaian benih, minimal seminggu sebelum dipanen. Begitu dipanen, lahan harus diairi dan digarap kembali sehingga siklus penanaman tidak terputus.
“Penyuluh hendaknya melakukan pembinaan intensif kepada petani,” katanya.
Dia mengungkapkan, Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah penyangga pangan nasional. Tahun 2017 ini, Sumatera Barat mentargetkan swasembada padi dan jagung sebesar 3 juta ton. Untuk menunjang pencapaian target tersebut, pemerintah membuat program pemberian bantuan benih unggul bersubsidi. (feb)