AGAM – Ikan mati di Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang melanda daerah itu sejak Rabu (17/2), jumlahnya meningkat, menjadi 20 ton.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam, Ermanto di Lubuk Basung, Senin (22/2), mengatakan, kemungkinan jumlah ini akan bertambah. Karena, pada Jumat (20/2), jumlah ikan dengan jenis mas dan nila mati hanya sekitar lima ton.
Dijelaskannya, sebanyak 20 ton ikan yang mati dengan ukuran siap panen ini berasal dari 50 unit petak keramba jaring apung yang tersebar di Nagari Bayur, Maninjau dan Duo Koto. “Ditaksir, petani mengalami kerugian sekitar Rp360 juta,” katanya.
Agar petani KJA tidak mengalami banyak kerugian, ia menghimbau agar para petani segera panen dini dan memindahkan ke kolam lain.
“Selain itu, petani harus jeda untuk beberapa bulan untuk melakukan aktivitas lain, agar kondisi air menjadi normal,” katanya.
Ia menambahkan, ini merupakan kematian ikan di Danau Maninjau pertama pada 2016. Sementara pada 2015 sekitar 175 ton ikan KJA di Danau Maninjau mati mendadak dengan kerugian sekitar Rp3 miliar. (fajar)