
PADANG – Sumatera Barat mengalami inflasi pada bulan Desember 2020. Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statisti (BPS), perkembangan Indek Harga Konsumen (IHK) umum gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Desember 2020 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,67 persen (month to month/ mtm) atau meningkat dibanding realisasi November 2020 sebesar 0,51 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat Wahyu Purnama A melalui siaran pers yang diterima wartawan, Selasa (5/1/2021) menyebutkan, secara spasial pada Desember 2020 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,71 persen (mtm). “Meningkat dibanding November 2020 sebesar 0,52 persen,” kata Wahyu.
Kota Bukittinggi juga mengalami inflasi sebesar 0,39 persen (mtm). Meningkat dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,37 persen.
Wahyu menyebutkan, realisasi inflasi ke dua kota tersebut, menjadikan Kota Padang sebagai kota dengan inflasi tertinggi ke 13 dan Bukittinggi ke 21 dari 24 kabupaten/ kota di kawasan Sumatera yang mengalami inflasi.
“Sementara secara nasional Kota Padang dan Bukittinggi menjadi kota dengan peringkat inflasi ke- 23 dan ke- 58 dari total 87 kabupaten/ kota yang mengalami inflasi,” sebutnya.
Wahyu menerangkan, secara tahunan, Sumatera Barat menunjukkan inflasi sebesar 2,11 persen (year on year/ yoy). Sedangkan secara tahun berjalan sampai dengan Desember mengalami inflasi sebesar 2,11 persen (year to date/ ytd). Menurutnya, realisasi tersebut meningkat dibanding November 2020 yang mengalami inflasi sebesar 1,67 persen (yoy) dan 1,44 (ytd) namun tetap pada sasaran inflasi sebesar 3±1 persen.
Realisasi Desember 2020 juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada Desember 2019 sebesar 1,67 persen (yoy) dan 1,67 persen (ytd).
Wahyu memaparkan, inflasi pada Desember 2020 terutama berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,53 persen. Kelompok lain yang menyumbang inflasi adalah transportasi dengan andil inflasi 0,16 persen. Inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menyumbang deflasi -0,003 persen (mtm) terutama didorong oleh penurunan harga emas perhiasan.
Dalam rangka pengendalian inflasi di daerah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Barat telah melaksanakan berbagai upaya. Diantaranya menyelenggarakan pasar murah, pelaksanaan program pemberdayaan KWT serta monitoring harga dan pasokan bahan pangan secara berkala di gudang Bulog.
Selain itu, koordinasi dan sinergi anggota TPID juga terus ditingkatkan melalui High Level Meeting (HLM) TPID se Sumatera Barat serta rapat koordinasi teknis di tingkat kabupaten/ kota. Ke depan, Wahyu berharap sinergi dan koordinasi TPID provinsi, TPID kabupaten/ kota dengan pemerintah pusat dapat terus ditingkatkan dalam rangka pengendalian inflasi daerah terutama di tengah pandemi Covid-19. (Febry/*)
berdasarkan berita resmi Badan Pusat
Komentar