Oleh : Charlie Doma Putra
Hubungan masyarakat (humas) merupakan elemen kunci dalam membangun dan memelihara citra positif serta kepercayaan publik terhadap suatu organisasi. Dalam artian, humas adalah sebuah seni menciptakan pemahaman yang lebih baik di kalangan publik dengan tujuan memperkuat kepercayaan publik terhadap individu atau lembaga.
Menurut Harlow (Ruslan, 2007:16), humas didefinisikan sebagai fungsi manajemen khas yang mendukung pembinaan, pemeliharaan, dan jalur komunikasi bersama antara organisasi dengan publiknya. Sedangkan menurut Abdurrahman (Suryosubroto, 2012:13), humas pada dasarnya bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi citra di masyarakat. Peran humas tidak hanya terbatas pada penyampaian informasi, tetapi juga melibatkan perencanaan strategis dan taktis yang efektif untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal, sehingga diperlukan sebuah perencanaan yang matang.
Terciptanya sebuah proses yang strategis dan taktis yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi organisasi secara efektif adalah perencanaan humas (Edy Sahputra Sitepu : 2011). Jangan pernah melupakan bahwa tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas PR di lapangan adalah menciptakan hubungan harmonis antara organisasi yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholders. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif, kemauan baik, saling menghargai, saling pengertian, dan toleransi antara kedua belah pihak. Artikel ini akan membahas bagaimana perpaduan antara perencanaan strategis dan taktis dapat membawa kesuksesan bagi sebuah organisasi.
Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan program PR harus didasarkan pada analisis lingkungan, situasi dan kondisi. Menurut Cutlip, Center & Broom (2000) antara lain : A searching look backward, A deep look inside, A wide look around dan A long long looks ahead. Rencana strategis bagaikan peta jalan (road map) yang menuntun organisasi dalam mencapai tujuan jangka panjangnya Perencanaan strategis dalam humas melibatkan pengembangan visi jangka panjang dan menentukan arah yang akan diambil oleh organisasi.
Perencana strategis biasanya menghadapi ketidakpastian masa depan dan perlu memanfaatkan berbagai teknik peramalan untuk memprediksi dampak perubahan ekonomi, teknologi, dan sosial terhadap organisasi. Rencana strategis ini bertujuan untuk menjaga relevansi dan keunggulan kompetitif organisasi di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
Sementara, perencanaan strategis berfokus pada visi jangka panjang dan pengembangan keputusan spesifik tentang tindakan yang harus diambil pada setiap level organisasi untuk melaksanakan rencana strategis tersebut. Semua level menjalankan rencana taktis yang dikembangkan, baik oleh pihak internal maupun eksternal pada sebuah organisasi.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji sebuah masalah dalam konteks masa depan organisasi. Para perencana taktis lebih memperhatikan kejadian pada operasi harian organisasi. Setelah pendekatan ini diterapkan, proses perencanaan yang melibatkan berbagai elemen dapat dimulai antara lain, survei opini publik, brainstorming dan konstruksi skenario (Edy Sahputra Sitepu : 2011. Rencana taktis mencakup detail tentang kegiatan sehari-hari, alokasi sumber daya, dan pengelolaan krisis yang mungkin timbul.
Untuk menjalankan rencana taktis, individu di berbagai level organisasi memainkan peran penting. Manajer lini dan supervisor sering kali bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan rencana taktis. Mereka harus memastikan bahwa setiap langkah yang diambil selaras dengan tujuan strategis yang telah ditetapkan. Koordinasi yang baik antara perencana strategis dan taktis sangat penting untuk memastikan bahwa semua elemen organisasi bergerak dalam satu arah yang sama, sehingga perpaduan antara perencanaan strategis dan taktis memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan lingkungan dengan lebih efektif. Dengan memiliki rencana strategis yang jelas, organisasi dapat menetapkan tujuan jangka panjang yang memberikan arah bagi seluruh anggota organisasi.
Di sisi lain, rencana taktis memastikan bahwa setiap tindakan harian mendukung pencapaian tujuan tersebut. Pendekatan terpadu ini juga memungkinkan organisasi untuk lebih fleksibel dan adaptif dalam menghadapi tantangan. Ketika perubahan tak terduga terjadi, rencana strategis memberikan panduan tentang tujuan akhir yang ingin dicapai, sementara rencana taktis memberikan kerangka kerja untuk menyesuaikan tindakan yang diperlukan.
Evaluasi Keberhasilan
Pengukuran hasil dalam bidang PR merupakan salah satu topik yang selalu menjadi perdebatan. Tantangan utamanya adalah bagaimana kita dapat menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk mengatasi hal itu, PR harus secara konsisten membandingkan tujuan-tujuan awal dengan hasil yang diperoleh serta mencari metode yang paling sesuai untuk mengukur keberhasilan. Peter Walford dalam buku yang disusun oleh Tymson & Sherman (1996) mengemukakan bahwa ada tiga wilayah utama yang dapat dijadikan tolok ukur dalam mengevaluasi keberhasilan PR, yaitu menetapkan tujuan yang dapat diukur, mengukur eksposur dan mengukur dampak.
Tujuan yang jelas dan terukur memberikan arah yang spesifik dan memudahkan dalam penilaian kinerja. Misalnya, peningkatan kesadaran merek sebesar 20 persen dalam enam bulan dapat menjadi tujuan yang konkret dan dapat diukur. Kedua, mengukur eksposur dengan melibatkan penilaian terhadap seberapa luas pesan PR menjangkau audiens target. Ini dapat dilakukan melalui berbagai indikator seperti jumlah liputan media, reach media sosial, jumlah tayangan iklan, dan sejenisnya. Eksposur memberikan gambaran tentang seberapa efektif kampanye dalam menarik perhatian publik. Ketiga, mengukur dampak yang merupakan tahap paling menentukan. Pada tahap ini, PR harus mengevaluasi efek nyata dari eksposur terhadap perilaku atau persepsi audiens. Misalnya, dampak dapat dilihat dari peningkatan penjualan, perubahan persepsi publik, atau tingkat keterlibatan audiens.
Dengan menggabungkan ketiga wilayah pengukuran ini, PR dapat memiliki pendekatan yang lebih komprehensif dan akurat dalam mengevaluasi keberhasilan kampanye mereka. Pengukuran yang sistematis dan berkelanjutan juga memungkinkan PR untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan guna mencapai hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu, dalam praktik PR yang efektif, kemampuan untuk menetapkan tujuan yang dapat diukur, mengevaluasi eksposur, dan menilai dampak secara holistik adalah kunci untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.
Humas memegang peran penting dalam membentuk dan mempertahankan citra positif serta kepercayaan publik terhadap suatu organisasi. Humas merupakan seni dalam menciptakan pemahaman yang lebih baik di kalangan publik. Tujuannya untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap individu atau lembaga. Hasil yang diharapkan dari humas adalah terciptanya citra positif, kemauan baik, saling menghargai, saling pengertian, dan toleransi antara organisasi dan publik. Dalam dunia yang terus berubah, perencanaan humas yang efektif memerlukan perpaduan antara strategi jangka panjang dan tindakan taktis yang spesifik.
Hubungan yang kuat antara perencanaan strategis dan taktis memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan dengan cepat dan tetap fokus pada tujuan utama. Dengan menggabungkan visi jangka panjang dengan langkah-langkah konkret sehari-hari, humas dapat memainkan peran penting dalam menciptakan dan mempertahankan citra positif serta kepercayaan publik terhadap organisasi. Perpaduan strategis dan taktis dalam humas bukan hanya membawa kesuksesan, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan keunggulan kompetitif di masa depan.
Referensi :
1. Sitepu, Edy Sahputra, & Faulina .2011. Profesional Public Relations. USU Press. Medan
2. Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat (School Public Relation). Jakarta . PT. Rineka Cipta.
3. Ruslan, Rosandy. 2007. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
4. Cutlip. S., Center, A., & Broom, G. 2000. Effective Public Relations (8th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall International
5. Tymson, C., & Sherman, B. (1996). The new Australian and New Zealand public relations manual. Sydney: Millennium Books.
(Penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Andalas Padang)
Komentar