PADANG – Walikota Padang, H. Mahyeldi Datuak Marajo menghimbau masyarakat untuk mempertahankan pohon yang ada dan terus menanam pohon pada lahan-lahan kosong. Hutan yang ada saat ini sudah tidak optimal lagi menahan air. Terbukti pada musim penghujan rentan terjadi banjir dan sebaiknya pada musim kemarau sungai-sungai mengering.
“Hutan tidak mampu lagi menyerap air sehingga mudah terjadi banjir pada musim hujan, sedangkan saat kemarau sungai-sungai cenderung kering,” ujar Mahyeldi kepada wartawan usai kegiatan peringatan Hari Hutan Internasional dan Hari Bakti Rimbawan 2016 di SMPN 28 Padang, Kuranji, Jumat (8/4).
Menurutnya, jika tidak diantisipasi dengan menanam pohon baru dan memelihara hutan yang sudah ada, dikhawatirkan bencana banjir bandang dan longsor yang lebih besar akan terus mengancam ibukota Provinsi Sumatera Barat ini.
“Di samping menanam pohon baru sebanyak mungkin di lahan-lahan kosong, kepedulian masyarakat untuk menjaga hutan yang sudah ada pun harus ditingkatkan. Jangan sampai merusak hutan, sehingga hutan gundul dan lingkungan jadi rusak,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, lahan pertanian berupa sawah dan ladang yang masih tetap dikelola masyarakat di Kota Padang sejogyanya tidak beralihfungsi agar keseimbangan tetap terjaga. Penanaman pohon-pohon produktif harus terus digalakkan supaya bermanfaat untuk penghasilan masyarakat sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.
“Tanamlah pohon produktif supaya membawa manfaat terhadap ekonomi dan lingkungan,” tukasnya.
Pada kesempatan itu, Mahyeldi menyerahkan secara simbolis 10 unit handtractor kepada 10 kelompok tani di Kota Padang. Penyerahan alat pertanian tersebut guna mendukung petani bisa meningkatkan produksi pertanian.
Pada kesempatan yang sama Walikota Padang ini juga menerima sertifikat halal untuk Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPHR) Aia Pacah dari MUI pertanda daging yang diproduksi rumah potong tersebut dijamin kehalalannya. (der)