Padangmedia.com – Dikembalikannya pelaksanaan Pesantren Ramadhan ke sekolah bagi siswa – siswi tingkat SMA menjadi suatu kekhawatiran Pemerintah Kota Padang. Betapa tidak, kebanyakan dari mereka tidak lagi mengikuti salat berjamaah di masjid terdekat di lingkungan rumah masing-masing.
Wakil Walikota Padang Hendri Septa mengungkapkan kegelisahannya terkait hal itu saat memberikan tausiyah di Masjid Raya Surau Gadang Kecamatan Nanggalo, Sabtu (1/6/2019).
“Saya melihat anak-anak usia SMA sangat jarang di dalam masjid, sebaliknya mereka lebih ramai di luar pada waktu Isya dan salat tarwih,” kata Hendri Septa.
Hal ini menurut Hendri Septa sangat mengkhawatirkan karena setelah mengikuti pesantren ramadhan di sekolah pada siang hari, kemudian enggan datang ke masjid untuk salat berjamaah. Akibatnya, program pesantren ramadhan yang dicanangkan sebagai upaya meramaikan masjid dan pembinaan agama bagi generasi muda tidak ada implimentasinya.
“Jika begini kita khawatir, hasil yang diharapkan dari pesantren ramadhan tidak terimplementasi. Sedangkan hakikatnya program ini adalah menyasar generasi muda mulai dari tingkat SD hingga SMA,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hendri Septa mengkui, kebijakan pengelolaan SMA dan SMK ke pemerintahan provinsi seolah memutus kesinambungan program pembinaan generasi muda yang diusung oleh pemerintah kota.
“Ke depan peelu dikaji lagi. Kita akn lakukan dialog dan pendekatan dengan gubernur guna meraih kembali anak SMA dan SMK mengikuti pesantren ramadan di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing,” ungkap Hendri Septa.
Tidak berbeda dengan sejumlah jamaah yang mengungkapkan kegelisahan hati mereka pada sesi dialog dalam kunjungan Wakil Walikota Padang itu. Jamaah meminta Pemko Padang bisa mencarikan solusi untuk pendidikan informal untuk kelanjutan dari pesantren ramadan. Pasalnya, setelah pelaksanaan pesantren ramadan di bulan ramadan seolah tidak ada lagi kelanjutan pembinaan keagamaan bagi geneeasi muda.
“Setelah pesantren ramadan, musala dan masjid kembali sepi. Pembinaan lanjutan bagi generasi muda bidang keagamaan superti tidak ada kelanjutan,” tutur salah seorang jamaah, warga Nanggalo.(der)
Komentar