JAKARTA – Kampanye penundaan usia perkawinan yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ternyata belum berhasil. Terlihat dari hasil survei indikator kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015 dalam rangka menekan angka pernikahan usia dini.
Dalam survei tersebut, sebanyak 19,2 persen respon remaja wanita merencanakan menikah di bawah umur 22 tahun. Sementara, untuk remaja pria sebesar 46,2 persen merencanakan menikah di umur 20-25 tahun.Padahal, sesuai kampanye yang dilakukan BKKBN, umur menikah yang ideal untuk perempuan minimal 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty seperti dilansir dari laman BKKBN, mengatakan, berdasarkan hasil survei yang diperoleh menunjukan jika kampanye yang dilakukan BKKBN selama ini dirasa belum optimal.
“Belum optimalnya kampanye penundaan usia perkawinan, terjadi karena fokus kampanye yang dilakukan melalui program GenRe (Generasi Berencana) di kalangan remaja dinilai tidak fokus pada penundaan usia perkawinan atau penghentian perkawinan dini,” paparnya.
Untuk itu, katanya, BKKBN akan mengubah bentuk kampanye GenRe dari segi substansi atau melakukan rebranding terhadap program GenRe, yakni “Katakan Tidak Pada Nikah Dini, Katakan Tidak Pada Seks Pra Nikah, dan Katakan Tidak Pada NAPZA”.
Sementara itu, “Katakan tidak pada pernikahan dini” menjadi salah satu trending topik di twitter pagi ini, Senin (19/4). Netizen memberikan dukungannya terhadap upaya BKKBN untuk menekan pernikahan dini untuk menghasilkan generasi yang lebih berkualitas. (rin/*)