PADANG- Momentum Hari Musik Dunia tahun 2023, alumni Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) atau sekarang bernama SMKN 7 Padang menggelar Lomba Nyanyi Minang. Lomba diadakan untuk anak-anak usia Sekolah Menengah Pertama (SLTP) sebagai bagian dari upaya melestarikan seni budaya daerah khususnya di bidang musik.
Ketua Alumni SMKI Badunsanak (Kokar, SMKI dan SMKN 7) Suparman menjelaskan, sebagai lulusan sekolah di bidang seni pertunjukan, Alumni SMKI merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi dalam melestarikan seni budaya daerah.
“Bertepatan dengan Hari Musik Dunia, kami menggagas lomba nyanyi Minang untuk tingkat SLTP ini,” kata Suparman, dalam sambutannya pada pembukaan Lomba Nyanyi Minang di Terra Cafe Ulak Karang, Padang, Rabu (21/6/2023).
Menurut Parman, lagu dan musik Minang merupakan bagian dari kekayaan seni budaya nasional yang harus dilestarikan. Alumni SMKI Badunsanak melihat, harus selalu ada regenerasi sehingga kesenian tradisional tidak tergerus kemajuan zaman.
“Melestarikan seni budaya harus dilakukan dengan menggelar banyak event sehingga generasi yang memiliki bakat dapat menyalurkan serta mengembangkan bakatnya, termasuk seni musik daerah,” ujarnya.
Ketua Panitia Pelaksana Lomba Nyanyi Minang Alumni SMKI Badunsanak Jondra Masta menambahkan, event tersebut pertama sekali bertujuan untuk menggali, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Minang khususnya di bidang seni musik.
“Ini menjadi ruang bagi generasi penerus untuk menunjukkan talenta mereka, sehingga terus terasah hingga nanti bisa mencapai puncak popularitas. Bagi kami sendiri, ini merupakan salah satu upaya menggali, mengembangkan dan melestarikan seni budaya Minang,” terangnya.
Jondra memaparkan, lomba ditujukan untuk seluruh siswa SLTP se-Sumatera Barat, berlangsung satu hari penuh. Selain tujuan tersebut, lomba juga membawa misi untuk lebih mengenalkan SMKI, saat ini bernama SMKN 7 Padang yang merupakan sekolah kejuruan bidang seni pertunjukan satu-satunya di Sumatera Barat bahkan di Sumatera.
Sesepuh Alumni SMKI Padang, Eri Mefri membuka lomba tersebut menegaskan, SMKN 7 Padang harus membuka jalur yang lebih luas lagi untuk promosi. Mengenalkan diri sebagai sekolah yang memiliki jurusan-jurusan di bidang seni pertunjukan melalui berbagai event dan menggandeng seluruh pihak dalam upaya tersebut, salah satunya adalah alumni.
“Alumni merupakan sebuah kekuatan besar yang bisa digandeng oleh SMKN 7 Padang untuk ikut berkontribusi dalam kemajuan sekolah. Sebagai sekolah seni pertunjukan, ini juga merupakan bagian dari upaya melestarikan seni budaya Minangkabau,” tegasnya.
Dia mengajak seluruh alumni SMKI atau SMKN 7 Padang yang sebagian diantaranya menjadi para pelaku di bidang seni pertunjukan untuk mendorong kemajuan sekolah. Alumni juga harus melihat bahwa hal tersebut merupakan bagian dari upaya menggali dan mempertahankan seni dan budaya Minangkabau.
“Pihak sekolah juga hendaknya aktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan alumni sehingga terbangun persepsi yang sama dalam membawa kemajuan sekolah serta dalam tujuan lebih luas lagi yaitu untuk melestarikan seni budaya daerah,” tegas Pimpinan Sanggar Seni Nan Jombang ini.
Dewan Juri untuk Lomba Nyanyi Minang Tingkat SLTP se-Sumatera Barat yang diselenggarakan Alumni SMKI Badunsanak tersebut diketuai oleh Nov Chaniago dengan anggota Dewan Juri Gentri Herizal dan Devi Hasri atau Piak Kelok. Menurut Nov Chaniago, materi penilaian terdiri dari volume dan power suara, teknik olah vokal, artikulasi dan interpretasi penguasaan lagu.
“Bagaimana membawakan lagu dengan penghayatan, dinamika dan improvisasi yang pas sehingga enak didengar serta penilaian juga mencakup penampilan peserta,” tandasnya.*
Komentar