JAKARTA – Lembaga Swadaya Masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mengatakan jumlah sampah yang dibuang ke sungai dan bermuara di laut di Indonesia terus meningkat.
Sekretaris Jenderal KIARA Susan Herawati mengatakan, berdasarkan catatan KIARA hingga Mei 2018, setidaknya 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan di Indonesia tiap tahunnya. Sebanyak 13.000 di antaranya berupa plastik.
“Masih banyak orang yang berpikir bahwa laut adalah tempat sampah besar, padahal laut adalah sumber pangan strategis,” ujar Susan dilansir dari anadolu, Sabtu (9/6).
Dalam 11 tahun, kata Susan, jumlah sampah plastik meningkat dua kali lipat, dengan porsi terbesar pada kemasan dan bungkus makanan atau minuman.
Susan juga mengatakan, Indonesia menempati posisi runner up sebagai negara terbanyak membuang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok. Di bawah Indonesia berturut-turut adalah Filipina, Vietnam, Sri Lanka, Thailand, Mesir, Malaysia, Nigeria, dan Bangladesh.
Selain itu, kata Susan, KIARA juga mencatat terdapat 37 kasus tumpahan minyak di perairan Indonesia sepanjang 1998-2017. Di antaranya adalah ledakan ladang minyak di Blok Atlas Australia milik Petroleum Authority of Thailand Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) pada 2009 yang mencemari perairan Australia hingga ke Indonesia.
“Sampai saat ini, kerugian ekologis akibat pencemaran ini belum dipulihkan,” ujar Susan.
Oleh karena itu, KIARA mendesak pemerintah untuk konsisten pada kebijakan yang berpihak pada lingkungan laut. Seperti moratorium reklamasi pantai, proyek tambang di pesisir dan pembolehan dumping ke perairan nasional.
“Pendidikan dan penyadaran mengenai laut dan sampah plastik, penting dilakukan oleh bersama oleh lintas kementrian seperti KKP, KLHK dan Kemenko Maritim,” kata Susan.
KIARA menekankan perlunya langkah konkret untuk menghentikan dan memulihkan laut yang terlanjur rusak.
“Jika laut terus tercemar, maka kehidupan manusia terancam. Pada titik inilah pentingnya membangun kesadaran utuh untuk segera menghentikan pembuangan sampah plastik ke laut,” imbuhnya.
Setiap 8 Juni, masyarakat dunia memperingati Hari Laut Sedunia. Tahun ini, pesan utama Hari Laut Sedunia adalah pemulihan ekosistem laut dari ancaman kerusakan seperti sampah, pencemaran industri, penangkapan ikan berlebih, reklamasi pantai dan pengasaman laut akibat perubahan iklim. (peb)
Komentar