Hari Ibu, Tonggak Sejarah Peran Kaum Perempuan Dalam Perjuangan Bangsa

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Wagub Nasrul Abit memberikan sejumlah penghargaan dan bantuan dalam momen peringatan Hari Ibu, HKSN, Hari HAM, Hari Nusantara dan Hari HIV AIDS se Dunia, Kamis (15/12). (ist)
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Wagub Nasrul Abit memberikan sejumlah penghargaan dan bantuan dalam momen peringatan Hari Ibu, HKSN, Hari HAM, Hari Nusantara dan Hari HIV AIDS se Dunia, Kamis (15/12). (ist)

PADANG – Peringatan Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember bukan sekedar peringatan biasa. Tanggal tersebut memiliki sejarah penting peran kaum perempuan dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam sambutan peringatan Hari Ibu, Kamis (15/12) menegaskan, pada tanggal tersebut, tahun 1928, kaum perempuan Indonesia menggelar kongres pertama di Jogjakarta dalam rangka mendorong terwujudnya kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan.

“Hari Ibu yang kita peringati hari ini lahir dari sejarah pergerakan kaum perempuan dalam mendorong kemerdekaan. Ini harus kita maknai dan kita ingat bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia tidak bisa terlepas dari peran dan perjuangan kaum perempuan,” tegasnya.

Dia menambahkan, setelah Indonesia merdeka, sampai hari inipun, dalam sejarah perjalanan bangsa menuju kebangkitan dan kemajuan tidak terlepas dari peran serta kaum perempuan. Eksistensi kaum perempuan di berbagai sektor ikut menjadi penggerak geliat pembangunan.

“Kaum perempuan terbukti mampu menjadi motor penggerak perubahan melalui eksistensinya di berbagai sektor,” lanjutnya.

Peringatan Hari Ibu ke 88, digelar serentak dengan empat peringatan lainnya yaitu Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), Hari Hak Asasi Manusia (HAM), Hari Nusantara dan Hari HIV AIDS se dunia.

Irwan Prayitno mengungkapkan, upacara memperingati hari-hari penting tersebut diharapkan jangan hanya sekedar seremoni saja. Hendaknya dimaknai dengan sungguh-sungguh. Seperti HKSN, hendaknya menumbuhkan rasa empati terhadap sesama. Demikian juga dengan HAM, hendaknya dapat menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati.

“Komitmen penegakan perlindugan HAM harus menjadi suatu keseriusan sehingga tidak ada lagi kekerasan dalam rumahtangga, kekerasan terhadap anak, penganiayaan dan tindakan yang merugikan orang lain,” jelasnya. (feb)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.