PASAMAN – Guru di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat diharapkan jangan menjadi guru yang hanya NATO (no action talking only), tidak ada aksi hanya bicara saja. Guru dituntut harus pandai menuliskan ide-ide tentang pembaharuan pendidikan dan mempublikasikannya di jurnal atau media. Dengan demikian, terlihatlah keterampilan dan keilmuan masing-masing.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pasaman, Kamarullah pada wartawan usai menggelar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk guru inti tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Kabupaten Pasaman selama dua hari.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi para guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah itu. Acara yang dilaksanakan selama dua hari itu, Rabu (4/2)dan Kamis (5/2), merupakan wadah untuk penyampaian informasi dan program peningkatan mutu Dinas Pendidikan.
Menurut MGMP, peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional guru melalui MGMP, identifikasi dan klasifikasi standar isi, tata kelolah MGMP, penyusunan action plan MGMP.
“Melalui MGMP ini terus ditingkatkan kompetensi mendidik di daerah ini, semua itupun menjadi materi pada MGMP tersebut,” katanya.
Ia menyebutkan, melalui MGMP ini haruslah mampu melahirkan guru-guru yang developing teachers competence.
“Kita hidup di era globalisasi bukan konvensional. Ini menuntut agar para guru meningkatkan kompetensi bidangnya,” terangnya.
Karena itu, untuk melahirkan guru yang berkompetensi itu, perlu memperbanyak membaca buku-buku sumber untuk memperkaya diri agar bias menjadi guru yang betul-betul profesional.
“Bagaimana supaya guru mampu menulis dan mempublis pemikir-pemikiran di jurnal dan media nasional, internasional dan local, saya sudah motivasi guru soal ini, harus banyak-banyak menuliskan ide-ide perubahan, dan mempublisnya di media massa,” sebutnya.
Selain itu, melalui MGMP, guru diharap juga mampu memotivasi siswa, ada siswa itu ada slow learner. Tidak semua siswa yang pintar dan brilian, dia butuh perhatian khusus (special need). Motivasi ini adalah senjata ampuh untuk menggenjot kemampuan siswa. Siswa yang berkemampuan rendah dan setengah-setengah, mereka akan lebih maju apabila dimotivasi guru.
“Kita harap nanti, peningkatan guru melalui MGMP berimbas pada perbaikan nilai ujian UAS, UN kepada yang lebih baik,” ujarnya. (y)
Komentar