BUKITTINGGI – Sesuai Permendes PDTT Nomor 13 tahun 2020, untuk menunjang adaptasi kebiaasaan baru dan pemulihan ekonomi yang terdampak Covid 19, tahun 2021 desa atau nagari dapat memanfaatkan dana desa.
“Ketika 2020, dana desa difokuskan untuk penanganan Covid 19. Tahun ini agak bergeser, lebih diarahkan pada pemulihan ekonomi. Tetapi porsi untuk penanganan covid 19 tetap ada, ” ungkap Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi dalam Rapat Koordinasi Provinsi Sumbar di Hotel Royal Denai, Bukittinggi, Rabu (30/6) . Pertemuan ini dalam rangka percepatan Dana Desa tahun 2021 dan Isu Strategis tahun 2022 .
Sesuai Permendes PDTT Nomor 13 tahun 2020 disebutkan prioritas penggunaan Dana Desa 2021 adalah untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan di desa atau Sustainable Development Goals Desa (SDGs Desa).
SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa ekonomi tumbuh merata, desa peduli kesehatan, desa peduli pendidikan, desa ramah perempuan, desa berjejaring dan desa tanggap budaya. SDGs menjadi acuan pembangunan desa 2020-2024.
Dalam kesempatan itu Gubernur memberikan apresiasi kepada Kabupaten Pasaman yang telah menyelesaikan pendataan SDGs hingga 100 persen untuk 37 nagari secara tepat waktu.
“Mudah-mudahan daerah lain bisa mengikuti Pasaman agar program Dana Desa juga bisa maksimal dimanfaatkan,” ujarnya dalam relis Biro Adpim Setda Sumbar kepada padangmedia.com
Ia berharap rapat koordinasi yang digelar bisa menjadi wadah untuk saling memberikan pengalaman dan pemahaman untuk pembangunandesa yang lebih baik.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sumatera Barat, Syafrizal mengatakan program dan kegiatan dalam percepatan pencapaian SDGs Desa dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya pemulihan ekonomi sesuai kewenangan desa seperti revitalisasi dan pembentukan BUMDes serta pengembangan ekonomi produktif.
Program prioritas nasional sesuai kewenangan desa seperti pendataan, pemetaan potensi dan sumber daya, pengembangan teknologi informasi serta desa wisata. Selain itu juga termasuk prioritas adalah penanganan COVI-19 dengan alokasi 8 persen dari Dana Desa.
Menurutnya salah satu pendekatan yang digagas di Sumbar adalah memperkokoh semangat gotong royong serta melestarikan kearifan lokal yang diterjemahkan menjadi Nagari Tageh.
Nagari Tageh mendorong untuk masyarakat desa/nagari untuk berinisiatif dalam mengatasi masalah COVID-19 secara mandiri diantaranya dengan penyediaan rumah isolasi nagari, dapur umum hingga lumbung pangan. (nit/*)