Gubernur Sumbar dan Bupati Pessel Panen Padi Organik di Linggo Sari Baganti

Panen perdana padi organik di Punggasan Kecamatan Linggo Sari Baganti. (Humasprokab Pessel)

PAINAN- Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi bersama Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar nenghadiri panen perdana padi organik di Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Minggu (15/8).

Padi sistem tanam secara organik yang dipanen perdana tersebut dibudidayakan oleh masyarakat petani di Nagari Padang XI Punggasan, dengan memanfaatkan lahan seluas lebih kurang 10 hektare.

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi mengungkapkan apresiasi serta dukungannya kepada petani yang dinilai berhasil membudidayakan padi tanpa menggunakan pupuk kimia dengan hasil panen cukup memuaskan.

“Keberhasilan petani di Punggasan dalam budi daya padi sistem organik ini patut diapresiasi, dan pemerintah akan terus mengalakkan (budi daya organik) untuk seluruh komoditi pertanian pangan,” ungkap Mahyeldi.

Dia menerangkan, komoditi tanaman pangan organik, tanpa bahan kimia, semakin dibutuhkan oleh masyarakat modern. Namun sejauh ini ia melihat minat petani untuk melakukan budi daya secara organik masih rendah.

“Minat petani untuk budi daya organik masih rendah, padahal komoditi pangan yang ditanam secara organik ini sudah semakin dibutuhkan oleh masyarakat dewasa ini,” ungkapnya.

Mahyeldi mengungkapkan, rendahnya minat petani untuk budi daya tanaman pangan terutama padi secara organik terlihat dari perbandingan luas lahan dengan yang sudah dan belum membudidayakan tanaman secara organik.

“Perbandingannya baru 0,16 persen. Dari total luas lahan baku pertanian padi sawah sekitar 194.281,79 hektare, baru 311,187 hektare yang sudah organik,”bebernya.

Panen perdana padi organik yang dibudidayakan oleh Kelompok Tani (Keltan) Bungo Padi Nagari Padang XI Punggasan tersebut diperkirakan menghasilkan sekitar 5,7 ton gabah kering per hektare. Ketua Keltan Bungo Padi Afendi dalam kesempatan mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi petani dalam budi daya tersebut.

“Kendala utamanya adalah pengairan. Ini yang dihadapi petani karena belum ada jaringan irigasi permanen. Kami berharap hal ini menjadi perhatian pemerintah,” kata Afendi.

Kendala lainnya adalah jalan usaha tani. Tidak adanya akses jalan memadai untuk membawa hasil panen, menyebabkan biaya tinggi.

“Ini juga menjadi harapan kami kepada pemerintah untuk membangun akses jalan agar biaya transportasi membawa hasil panen menjadi lebih murah,” ujarnya.

Menjawab keluhan yang disampaikan masyarakat, Bupati Pesisir Selatan (Pessel) Rusma Yul Anwar menyatakan akan berupaya memenuhi harapan masyarakat tersebut.

“Kami akan berupaya memenuhi harapan masyarakat terhadap jaringan irigasi dan jalan akses pertanian, karena memang sangat vital untuk usaha pertanian padi sawah,” kata Rusma Yul Anwar.

Namun, lanjutnya, dia mengingatkan masyarakat untuk memastikan lahan untuk pembangunan tersebut tersedia dan tidak ada masalah. Pembebasan lahan sering menjadi kendala dalam proses pembangunan.

“Masyarakat harus memastikan lahannya tersedia dan tidak bermasalah. Setelah tuntas pembebasan lahan, pemerintah kabupaten bersama pemerintah provinsi akan mengupayakan pembangunan irigasi dan jalan usaha tani,” tegasnya. (Febry)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.