Tidak seorang pun memilih tinggal di rumah kecil berdinding lapuk dan hanya berlantaikan tanah, kalaulah bukan karena dipaksa keadaan. Ya, karena keadaan, jangankan untuk membangun sebuah rumah sederhana yang layak, untuk makan sehari – hari saja sulit.
Masrizal adalah salah seorang dari mereka yang dihadapkan pada keadaan itu. Warga Kampung Tampat, Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji ini terpaksa tinggal bersama istri dan tiga anaknya di sebuah gubuk kecil yang terbuat dari papan. Gubuk itu sama sekali tak memenuhi syarat kesehatan. Selain berlantai tanah yang lembab, kamarnya yang sempit dipenuhi pakaian kotor dan bermacam – macam barang, menjadikannya sumpek.
Ironisnya, pria 44 tahun ini sehari – hari bekerja sebagai tukang bangunan yang sudah banyak menyelesaikan pembangunan rumah berbagai tipe. Tetapi, dia belum mampu membangunkan sebuah rumah yang layak buat keluarganya sendiri. Dapat dipahami, gajinya sebagai tukang bangunan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Bahkan, tak jarang harus berhutang di warung tetangga ketika pekerjaan bangunan selesai sedangkan Masrizal belum mendapatkan pekerjaan lagi.
Sang istri, Evayanti (38) juga tak tinggal diam. Untuk meringankan beban sang suami, wanita ini membuat rakik maco untuk dijual di warung – warung dan dijajakan sendiri. Bagi Eva, panggilan akrab istri Masrizal, selagi dia kuat membantu suami mencari nafkah dia akan lakukan yang dapat dilakukan, demi membesarkan anak – anaknya.
“Yang penting anak – anak bisa sekolah, biarlah kami panek bakarajo. Tapi kalu untuk mambuek rumah, iyo alun tapikia,” ungkap Eva.
Hal itu diungkapkannya di hadapan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno dan Wakil Walikota Padang, Emzalmi yang berkunjung ke gubuknya bersama Tim Singgah Sahur pada Minggu (5/7) dini hari.
Awalnya, keluarga ini kaget mendapat kunjungan dari Gubernur dan rombongan pada pagi menjelang sahur itu. Masrizal tak menyangka, jika yang mengetuk pintu rumahnya ternyata Gubernur yang dikenalnya sebagai putra Kuranji yang sukses itu. Begitu juga, Wakil Walikota Padang yang selama ini dikenal sebagai tokoh masyarakat kuranji.
“Kedatangan beliau tentulah membuat saya terkejut. Saya tidak diberitahu kalau beliau akan datang,” ujar Masrizal polos.
Hari itu meruapakan kali pertama baginya duduk bersama sambil makan dan berbincang – bincang dengan dua Gubernur Sumbar dan Wawako Padang. Dia terlihat gugup. Namun, di sudut matanya terlihat binar yang menyimpan harap. Terlebih ketika ia diberitahu ada bantuan untuk pembangunan rumahnya dari program Pemerintah Kota Padang.
Menurut Wakil Walikota Padang, kegiatan singgah sahur ini selain untuk bersilaturahmi di bulan ramadhan dengan warga juga disinergikan dengan program bedah rumah. “Target kita tahun ini dapat merehab seribu rumah yang tak layak huni. Diharapkan dengan tercapainya target tersebut, maka program pengentasan kemiskinan tentu akan lebih dapat menekan angka kemiskinan di Kota Padang,” ulas Wawako. (der)